KOMPAS.com - Berita tentang momen keakraban Puan Maharani dan Ganjar Pranowo bertemu di Solo, Jawa Tengah, saat menemani Presiden Joko Widodo (Jokowi) di acara Jalan Sehat Rangkian Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU), menyita perhatian.
Momen itu pun tak luput dari perhatian Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid.
Sementara itu, fakta baru kasus pembunuhan berantai Wowon dan komplotannya terus terungkap.
Salah satu korban pembunuhan sadis itu adalah Iim Halimah yang tak lain salah satu istri Wowon Erawan alias Aki (60).
Berikut ini berita populer regional secara lengkap:
Yenny mengatakan, keakraban antara Puan dan Ganjar membawa angin sejuk menjelang tahun politik pada 2024.
Secara pribadi, Yenny juga menilai kondisi jika berlangsung lama akan tertular ke kader partai lainnya. Bahkan, masyarakat juga akan senang dengan keduanya.
"Saya senang dong melihat elite poltik akrab. Tentu ini akan menetes ke bawah ke masyarakat, suasana akan adem. Apalagi tentunya PDI sebagai partai tua dan basis nasionalis tetap diperlukan untuk mewarnai perpolitikan Indonesia," kata Yenny Wahid setelah acara Jalan Sehat Rangkian Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Solo, Minggu (22/1/2023).
Baca berita selengkapnya: Puan-Ganjar Makin Lengket, Yenny Wahid: Elite Politik Akrab, Suasana Jadi Adem
Adik kandung Halimah, Misbah (43), mengaku sempat mencium kejanggalan soal kematian Halimah.
Saat itu, keluarga mendapat kabar bahwa Halimah sedang sakit di Cianjur. Ketika keluarga menjenguk ke Cianjur, kondisi Halimah disebut memprihatinkan, salah satunya ialah perutnya membesar.
Setelah itu Halimah dikabarkan meninggal. Kecurigaan keluarga bertambah setelah Wowon ditetapkan tersangka dalam kasus pembunuhan berantai.
"Kemudian satu lagi adalah Halimah. Dia ini ibu dari korban Ai Maimunah yang di Bekasi," jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko di Jakarta, Jumat (20/1/2023).
Baca berita selengkapnya: Halimah Jadi Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs, Kejanggalan Kematiannya Sempat Tercium Sang Adik
Arif Sofianto (49), Kepala Desa Sambung, Kecamatan Godong, Grobogan, Jawa Tengah, hanya bisa pasrah saat videonya menyentil nama 'Jokowi" viral.
Arif lalu mengaku videonya itu hanya iseng belaka, untuk konsumsi kalangan di grup kades.
"Saya tak punya nomor handphone dan kalau ingin menghubungi saya lewatnya istri. Makanya saya kaget saat diberitahu istri dan anak kalau video saya viral di medsos," tutur Arif, kades berambut gondrong itu saat ditemui di rumahnya, Jumat (20/1/2023).
Baca berita selengkapnya: Sentil Nama Jokowi untuk Candaan, Kades di Grobogan Mengaku Tak Pernah Punya Handphone
Nenek Layar Sari (55), warga Desa Setanggor, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), akhir-akhir ini jadi perbincangan masyarakat usai menjadi pemeran video live TikTok mandi lumpur.
Sari membeberkan alasan dirinya mau menjadi pemeran konten video mandi lumpur tersebut, salah satunya lebih mudah mendapatkan uang dibanding bekerja mencangkul di sawah.
"Caranya di bagi dua dari hasil live TikTok, Sultan (pemilik akun) dapat setengah, saya dapat setengah. Rp 9 juta lebih dapat selama live ini," kata Sari, saat ditemui usai live, Kamis (19/1/2023).
Baca berita selengkapnya: Segini Uang yang Didapat Nenek Sari Saat Live TikTok Mandi Lumpur hingga Tak Mau Berhenti meski Menggigil
(Penulis : Kontributor Grobogan, Puthut Dwi Putranto Nugroho| Editor : Khairina, David Oliver Purba, Reza Kurnia Darmawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.