Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipaksa Setubuhi Kucing hingga Depresi, Ini 7 Fakta Kematian Bocah SD di Tasikmalaya

Kompas.com - 21/07/2022, 11:11 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - F, bocah 11 tahun asal Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat tewas setelah mendapat perundungan dari teman-temannya.

Sebelum meninggal, F dipaksa bersetubuhh dengan kucing sembari direkam oleh para pelaku yang masih berusia anak.

Peristiwa tersebut membuat F tertekan hingga jatuh sakit dan meninggal dunia. Dan berikut 5 fakta kematian F:

1. Depresi hingga jatuh sakit

Perundungan yang dialami oleh F terjadi pada pelan lalu. Saat itu F yang masih duduk di bangku kela 5 SD dipaksa menyetubuhi kucing.

Tak hanya itu, rekan-rekan F merekam kejadian tersebut. Setelah kejadian tersebut F menjadi depresi. Apalagi video F menyebar dan ia semakin di-bully.

Ia kemudian tak mau makan dan minum hingga jatuh sakit. F kemudian dirawat di rumah sakit dan menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (18/7/2022).

"Sepekan sebelum meninggal dunia, rekaman itu menyebar dan (dia) di-bully teman-temannya semakin menjadi-jadi. Anak saya jadi malu, tak mau makan minum, melamun terus sampai dibawa ke rumah sakit dan meninggal saat perawatan," jelas ibu kandung F, T (39), saat dihubungi, Rabu (20/7/2022).

Baca juga: Kronologi Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal Usai Dipaksa Setubuhi Kucing, Pelaku Teman Main

2. Kerap dipukuli oleh rekan-rekannya

Ternyata semasa hidup, F kerap mendapat perundungan dari rekan-rekannya. Salah satunya F sering dipukuli oleh teman-teman bermainnya.

F juga sempat mengaku ke ibu kandungnya dipaksa menyetubuhi kucing dengan disaksikan teman-temannya sambil diolok-olok dan direkam oleh para pelaku.

Saat sedang depresi dan tak mau makan dan minum, korban juga mengeluh sakit tenggorokan sampai akhirnya meninggal dunia.

"Sebelum kejadian rekaman itu, korban juga mengaku suka dipukul-pukul oleh mereka. Sampai puncaknya dipaksa begitu (sama kucing)," kata ibu korban.

Baca juga: Bocah SD di Tasikmalaya yang Dipaksa Setubuhi Kucing Rahasiakan Identitas Pelaku hingga Meninggal

 

3. Ibu tahu dari tetangga

Ilustrasi WhatsAppThe Verge Ilustrasi WhatsApp
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto mengatakan video korban yang menyetubuhi kucing menyebar melalui pesan WhatsApp.

Dalam rekaman tersebut, terdengar jelas suara para pelaku yang sedang mengolok-olok.

"Ibu korban pun mulanya mengetahui dari tetangganya ada rekaman anaknya yang viral sedang dipaksa begitu ke kucing. Dari sana mulai korban depresi tak mau makan dan minum sampai akhirnya meninggal dunia," tambah Ato.

4. Pelaku diduga empat orang

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto menjelaskan pelaku perundungan diduga berjumlah empat orang.

Mereka adalah rekan-rekan korban. Salah satu terduga pelaku diketahui duduk di bangku SMP.

Identitas para pelaku diketahui seusia keterangan teman-teman dan tetangga korban.

Sebelum meninggal, korban tak mau membuka identitas pelaku perundungan yang memaksanya setubuhi kucing.

Baca juga: Cerita Pilu Bocah SD di Tasikmalaya Dipaksa Setubuhi Kucing dan Meninggal Saat Perawatan, Ibu Korban Ungkap Hal Ini

"Jadi sesuai keterangan ibu kandungnya, korban sebelum meninggal tak mau membuka siapa para pelaku yang memaksa begitu ke kucing sambil direkam," kata Ano pada Kamis (21/7/2022).

"Tapi diduga ada 4 orang dan identitasnya sudah diketahui. Seorang di antaranya usianya lebih dari korban, sudah SMP," tambah dia.

 

5. Dilaporkan ke polisi

Ilustrasi hentikan tindakan perundungan (bullying).FREEPIK/JCOMP Ilustrasi hentikan tindakan perundungan (bullying).
Terkait kasus tersebut, KPAID Kabupaten Tasikmalaya akan membuat laporan secara resmi ke Unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) untuk diproses secara hukum pada Kamis (21/7/2022).

Alasannya karena kejadian tersebut sudah dikonsumsi publik usai video tersebut menyebar di aplikasi WhatsApp.

Selain itu petugas akan menelusuri siapa pelaku yang pertama kali menyebarkan rekamannya tersebut.

"Hari ini kita akan melaporkan ke Polres Tasikmalaya terkait kasus ini. Kita sudah berkoordinasi terus dengan Kanit PPA Polres Tasikmalaya," ujar Ato.

Diduga ada empat pelaku yang melakukan perndungan yang semuanya masih di bawah umur. Salah satu pelaku disebutkan duduk di bangku SMP.

Langkah ini diambil supaya memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya perlindungan anak.

Baca juga: Sakit Hati Sering Di-bully, Remaja di Kediri Bacok Tetangga

6. Pendampingan pada keluarga korban dan pelaku

Selaian membuat laporan ke polisi, KPAID Tasikmalaya juga akan melakukan pendampingan psikis kepada keluarga koran dan para pelaku yang masih di bawah umur.

"Karena diduga para pelakunya juga adalah masih usia anak-anak, kita akan melakukan pendampingan kepada keluarga korban dan kepada para pelaku. Yang jelas ini diharapkan akan membuka mata kita pentingnya pengawasan dan edukasi kepada anak-anak kita dari para orangtuanya," beber dia.

Para terduga pelaku adalah rekan-rekan korban yang usianya juga masih di bawah umur. Meraka kerap melakukan perundungan kepada korban.

Puncaknya adalah memaksa bocah 11 tahun itu setubuhi kucing dan direkam. Video tersebut kemudian disebar melalui pesan WhatsApp.

Baca juga: Cerita Dodi Sukaton, dari Di-bully seperti Pria Tulang Lunak hingga Raih Gelar Putra Taruna Nusantara 2021

7. Keluarga pelaku minta maaf

T, ibu kandung korban mengatakan setelah anaknya meninggal dunia, keluarga para pelaku perundungan sempat datang ke rumah dan meminta maaf.

Pihak keluarga mengaku sudah ikhlas dengan kepergian anaknya dan meminta hal ini tak terjadi lagi.

"Saya minta jangan lagi ke anak lainnya," ujar dia.

Namun oleh KPAID Tasikmalaya, kasus tersebut akan diproses secara hukum agar kejadian yang sama tak terulang kembali ke anak-anak lain.

Apalagi, rekaman tak senonoh perundungan anak tersebut sempat menyebar dan menjadi perbincangan publik.

"Kita juga akan proses jalur hukumnya supaya kejadian ini tak terulang lagi," tambah Ato.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Irwan Nugraha | Editor : David Oliver Purba, Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Tanah Longsor Terjadi di 5 Kabupaten di Sulsel, Pj Bahtiar: Turut Berduka Cita

Banjir dan Tanah Longsor Terjadi di 5 Kabupaten di Sulsel, Pj Bahtiar: Turut Berduka Cita

Regional
Kebakaran Gudang BBM, Polda Lampung Tunggu Pemeriksaan Puslabfor

Kebakaran Gudang BBM, Polda Lampung Tunggu Pemeriksaan Puslabfor

Regional
Kecelakaan Maut di Tol Batang-Semarang, Ambulans Ringsek Usai Tabrak Truk

Kecelakaan Maut di Tol Batang-Semarang, Ambulans Ringsek Usai Tabrak Truk

Regional
Caleg Terpilih Pemilu di Temanggung Meninggal, Posisinya Diganti Caleg Peringkat 2

Caleg Terpilih Pemilu di Temanggung Meninggal, Posisinya Diganti Caleg Peringkat 2

Regional
1.085 Calon Jemaah Haji Asal Magelang Berangkat ke Tanah Suci, Kebanyakan Petani

1.085 Calon Jemaah Haji Asal Magelang Berangkat ke Tanah Suci, Kebanyakan Petani

Regional
Pria Ini Bakar Musala di Pekanbaru, Sakit Hati Dilarang Tidur dan Nongkrong

Pria Ini Bakar Musala di Pekanbaru, Sakit Hati Dilarang Tidur dan Nongkrong

Regional
Sebelum Ditemukan Gantung Diri, Napi Lapas Kedungpane Semarang Sempat Telepon Keluarga

Sebelum Ditemukan Gantung Diri, Napi Lapas Kedungpane Semarang Sempat Telepon Keluarga

Regional
Kronologi Kecelakaan Maut Ambulance Vs Truk di Tol Batang-Semarang yang Sebabkan 1 Penumpang Tewas

Kronologi Kecelakaan Maut Ambulance Vs Truk di Tol Batang-Semarang yang Sebabkan 1 Penumpang Tewas

Regional
Buka Pendaftaran Bakal Calon Gubernur Babel, Demokrat Pertimbangkan Survei dan Ongkos Politik

Buka Pendaftaran Bakal Calon Gubernur Babel, Demokrat Pertimbangkan Survei dan Ongkos Politik

Regional
Sanksi Tilang dan Proses Perbaikan Jalan Pantura Demak Kudus...

Sanksi Tilang dan Proses Perbaikan Jalan Pantura Demak Kudus...

Regional
Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta, Kades di Flores Timur Ditahan

Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta, Kades di Flores Timur Ditahan

Regional
Ghozali Everyday yang Terkenal karena NFT Hibahkan Alat Animasi ke Kampusnya

Ghozali Everyday yang Terkenal karena NFT Hibahkan Alat Animasi ke Kampusnya

Regional
Digigit Anjing Rabies, Anak 8 Tahun di Kalbar Meninggal Dunia

Digigit Anjing Rabies, Anak 8 Tahun di Kalbar Meninggal Dunia

Regional
Raker Komwil I Apeksi 2024, Kota-kota Diingatkan untuk Kelola APBD secara Benar

Raker Komwil I Apeksi 2024, Kota-kota Diingatkan untuk Kelola APBD secara Benar

Regional
Penerbangan Internasional di Jateng Sepi Peminat, Status Bandara Jadi Domestik

Penerbangan Internasional di Jateng Sepi Peminat, Status Bandara Jadi Domestik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com