Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Rumah Tergenang Rob Berhari-hari, Warga Semarang Minta Pemerintah Cari Solusi

Kompas.com - 23/05/2022, 17:37 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ratusan rumah warga di Kampung Tambaklorok, Kota Semarang terendam banjir rob. Warga menagih janji Pemerintah Kota Semarang agar segera membuatkan sabuk pantai.

Warga Tambaklorok, Muhammad Ali meminta agar pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi rob yang datang ke permukiman warga setiap hari. Sampai saat ini, warga merasa seperti terisolasi.

"Saat ini sudah banyak warga yang merasakan gatal-gatal akibat sering terjadi rob," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Tanggul Laut Tambak Mulyo Semarang Jebol Akibat Rob, Warga Mulai Dievakuasi

Sementara itu, Ketua RW 016, Kelurahan Tanjung Emas Slamet Riyadi menambahkan, sampai saat nni ketinggian air sampai 100 sentimeter. Hal itu membuat aktivitas warga banyak yang lumpuh.

"Seperti orang jualan sekarang lumpuh karena kalau dibuka airnya bisa masuk ke warung," katanya saat dikonfirmasi.

Slamet mengatakan, warga tak kuasa membendung air rob memasuki rumah. Meski sudah banyak rumah yang ditinggikan, 85 rumah warga di RW 016 masih banyak yang tergenang air rob.

"Sampai saat ini saya masih berusaha untuk menutup agar air tak masuk ke rumah," imbuhnya.

Meski rob bukan menjadi hal yang baru bagi warga Kampung Tambaklorok, Slamet menyebut kali ini kedatangan air cukup membuat kaget para warga.

"Soalnya informasi BMKG sering meleset, kadang dikatakan naik padahal tidak. Sebaliknya surut malah rob datang," tuturnya.

Terlebih, sekarang ini warga kian dibuat kalang kabut oleh siklus air laut yang mengalami perubahan. Jika biasanya air laut datang pada malam hingga dini hari, kini berubah siang hari.

"Untuk itu kami meminta agar Pemerintah Kota Semarang menjadikan ini perhatian agar mendapatkan solusi," harapnya.

Sampai saat ini sebanyak 15 KK di RW 016 Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang rela kost dan sewa rumah karena tempat tinggalnya terkena rob selama bertahun-tahun.

"Saya berani jamin kok, kendaraan yang ditaruh di sini pasti rusak karena berkarat. Tak usah lama-lama, tiga bulan saja pasti sudah rusak," kata dia.

Selain itu, dia juga mengkhawatirkan banyaknya sampah yang dibawa air rob menuju perkampungan warga Tambakrejo.

"Kalau ini dibiarkan akan banyak warga yang sakit seperti gatal-gatal dan stunting," paparnya.

Adanya air rob tersebut, juga menghambat anak-anak pergi ke sekolah sekolah. Saat ini anak-anak harus jalan kaki menuju sekolah.

"Sepeda motor pasti mogok. Jadi mereka rela jalan kaki agar bisa sekolah," ucap Selamet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapal Logistik dari Malaysia Tenggelam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Tenggelam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com