SEMARANG, KOMPAS.com - Ratusan rumah warga di Kampung Tambaklorok, Kota Semarang terendam banjir rob. Warga menagih janji Pemerintah Kota Semarang agar segera membuatkan sabuk pantai.
Warga Tambaklorok, Muhammad Ali meminta agar pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi rob yang datang ke permukiman warga setiap hari. Sampai saat ini, warga merasa seperti terisolasi.
"Saat ini sudah banyak warga yang merasakan gatal-gatal akibat sering terjadi rob," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (23/5/2022).
Baca juga: Tanggul Laut Tambak Mulyo Semarang Jebol Akibat Rob, Warga Mulai Dievakuasi
Sementara itu, Ketua RW 016, Kelurahan Tanjung Emas Slamet Riyadi menambahkan, sampai saat nni ketinggian air sampai 100 sentimeter. Hal itu membuat aktivitas warga banyak yang lumpuh.
"Seperti orang jualan sekarang lumpuh karena kalau dibuka airnya bisa masuk ke warung," katanya saat dikonfirmasi.
Slamet mengatakan, warga tak kuasa membendung air rob memasuki rumah. Meski sudah banyak rumah yang ditinggikan, 85 rumah warga di RW 016 masih banyak yang tergenang air rob.
"Sampai saat ini saya masih berusaha untuk menutup agar air tak masuk ke rumah," imbuhnya.
Meski rob bukan menjadi hal yang baru bagi warga Kampung Tambaklorok, Slamet menyebut kali ini kedatangan air cukup membuat kaget para warga.
"Soalnya informasi BMKG sering meleset, kadang dikatakan naik padahal tidak. Sebaliknya surut malah rob datang," tuturnya.
Terlebih, sekarang ini warga kian dibuat kalang kabut oleh siklus air laut yang mengalami perubahan. Jika biasanya air laut datang pada malam hingga dini hari, kini berubah siang hari.
"Untuk itu kami meminta agar Pemerintah Kota Semarang menjadikan ini perhatian agar mendapatkan solusi," harapnya.
Sampai saat ini sebanyak 15 KK di RW 016 Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang rela kost dan sewa rumah karena tempat tinggalnya terkena rob selama bertahun-tahun.
"Saya berani jamin kok, kendaraan yang ditaruh di sini pasti rusak karena berkarat. Tak usah lama-lama, tiga bulan saja pasti sudah rusak," kata dia.
Selain itu, dia juga mengkhawatirkan banyaknya sampah yang dibawa air rob menuju perkampungan warga Tambakrejo.
"Kalau ini dibiarkan akan banyak warga yang sakit seperti gatal-gatal dan stunting," paparnya.
Adanya air rob tersebut, juga menghambat anak-anak pergi ke sekolah sekolah. Saat ini anak-anak harus jalan kaki menuju sekolah.
"Sepeda motor pasti mogok. Jadi mereka rela jalan kaki agar bisa sekolah," ucap Selamet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.