Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

43 Santri di Bogor Keracunan Nasi Kotak, Polisi: Makanannya Sudah Tidak Segar

Kompas.com - 26/03/2022, 16:36 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Penyebab keracunan massal nasi kotak di Pondok Pesantren (Ponpes) Alam Islam Center, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akhirnya terungkap.

Puluhan santri itu keracunan karena mengonsumsi makanan yang sudah basi.

Peristiwa itu menimpa 43 santri usai menyantap nasi kotak yang berasal dari donatur di acara pembagian rutin makanan pada Jumat (25/3/2022).

Kapolsek Gunung Putri Kompol Bayu Tri Nugraha mengatakan, dari hasil pemeriksaan ditemukan bahwa donatur tersebut memberi nasi kotak yang sudah tidak fresh atau basi.

"Hasilnya karena makanan yang sudah tidak fresh atau tidak segar. Tapi dalam hal ini tidak ada unsur kesengajaan dari donatur tersebut, sebab mereka juga merupakan penyumbang rutin nasi kotak," ucap Bayu kepada wartawan, Sabtu (26/3/2022).

Sebagai bentuk tanggung jawab, kata Bayu, pihak donatur langsung membantu pengobatan puluhan santri yang keracunan nasi kotak tersebut.

Baca juga: 43 Santri di Kabupaten Bogor Keracunan Usai Santap Nasi Kotak

Bayu memastikan bahwa kasus tersebut tidak dilanjutkan ke jalur hukum karena sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

"Jadi masalah ini memang murni tidak disengaja," ujarnya.

Adapun puluhan santri yang keracunan nasi kotak itu juga sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan sejak tadi malam. Bayu menyebutkan bahwa 43 santri sudah dinyatakan sembuh.

"Alhamdulillah semuanya sudah pulang," jelas Bayu.

 

Sebelumnya, sebanyak 43 santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Alam Islam Center, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dilarikan ke rumah sakit karena keracunan makanan.

Puluhan santri tersebut diduga menyantap nasi kotak yang berasal dari donatur di acara pembagian makanan atau tepatnya pada Jumat (25/3/2022).

"43 santri ini memakan nasi kotak yang berasal dari donatur pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIB," kata Kapolsek Gunung Putri, Kompol Bayu Tri Nugraha saat dikonfirmasi melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (26/3/2022).

Bayu mengatakan, para santri mengalami keracunan tiga jam setelah menyantap nasi kotak itu atau sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu, semua yang memakan nasi tersebut merasakan sakit kepala, mual, dan muntah-muntah.

Baca juga: Bermula Pengungkapan Kasus 6 Gram Sabu di Bogor, Polisi Ungkap Peredaran 1 Ton Sabu di Pangandaran

Melihat kondisi tersebut, para santri kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi untuk mendapatkan perawatan.

"Gejala itu diketahui pada pukul 16.00 WIB, saat itu semua yang memakan nasi tersebut merasakan pusing, mual dan muntah," ujarnya.

Setelah dirawat beberapa jam, 30 santri yang keracunan pun diperbolehkan pulang. Namun, hingga kini, masih ada 13 santri yang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

Sejauh ini, sambung Bayu, pihak kepolisian masih mencari informasi terkait identitas donatur yang memberi sumbangan nasi kotak tersebut. Diduga nasi kotak itu sudah tidak layak dikonsumsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com