KULON PROGO, KOMPAS.com–Seekor beruang madu (Helarctos malayanus) sitaan dari salah satu tempat konservasi di Jawa Timur memiliki kadar gula darah tinggi.
Selain itu, satwa ini mengalami infeksi di gigi taringnya sehingga harus dicabut.
Kondisi itu terjadi karena diduga tempat konservasi asalnya tidak merawat beruang ini secara baik.
Baca juga: Taman Nasional Tanjung Puting, Konservasi Orangutan Terbesar di Dunia, Dihuni Puluhan Ribu Ekor
Akibatnya, satwa ini lantas akan dipulangkan ke habitatnya di Kalimantan Timur.
“Hasil gula darah tinggi dan kondisi gigi sampai operasi, saya kira solusi bagus untuk evakuasi, di samping perawatan kurang baik,” kata Kapten Ape Warrior dari Centre for Orangutan Protection (COP), Satria Wardhana, via telepon, Rabu (23/4/2022).
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menutup kebun binatang di Madura, Jawa Timur, yang sudah beroperasi sejak 2011.
Penutupan berlangsung pada awal Maret 2022.
Semua satwa dipulangkan ke habitat aslinya. Pemulangan melibatkan sejumlah unit di kementerian dan banyak NGO.
“Ada (kera) uwakwak, siamang, elang, burung hingga rusa. Semua dipulangkan ke asalnya,” kata Satrio.
Baca juga: Ikan Bilih Terancam Punah, PT Semen Padang Lakukan Konservasi
Sebanyak dua dari puluhan satwa itu dipulangkan ke Kalimantan Timur, yakni orangutan dan beruang madu.
BKSDA Kaltim bekerja sama dengan COP melakukan evakuasi dari Sumenep lalu mengirimnya ke Kalimantan dengan kargo udara.
Kedua satwa sementara ini transit di Wildlife Rescue Centre (WRC) – Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY) yang berada di Kulon Progo.
Sebelum pemulangan kedua satwa melewati serangkaian pemeriksaan dan pengecekan medis.
Beruang madu kedapatan sakit gigi dalam cek medikal cek pertama. Gigi taring kanan atas itu pecah.
Bila tidak dicabut, kerusakan gigi bisa mengganggu perjalanan beruang. Operasi pencabutan gigi pun dilaksanakan di WRC, Senin siang.
Gigi taring memiliki fungsi mencabik. Dengan tidak ada gigi taring, maka beruang tidak bisa makan sempurna.
Baca juga: Taman Nasional Danau Sentarum, Kawasan Konservasi Lahan Basah Terbesar di Indonesia
Beruang bisa juga sulit kembali ke habitat aslinya dengan kondisi ini. Apalagi ditambah dengan lamanya ia berada di kebun binatang.
Dokter hewan Irhamna Putri di WRC mengungkapkan, ke depan beruang seperti ini akan ada penyesuaian pakan, yang tadinya pakannya utuh, kini tidak utuh lagi.
"Karena kehilangan gigi itu maka makanannya akan lebih lembut dipotong-potong lebih lembut, lebih lunak, untuk mengakomodir kehilangan itu,” kata Irhamna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.