Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Dirawat Baik, Beruang dari Tempat Konservasi di Jatim Punya Gula Darah Tinggi

Kompas.com - 24/03/2022, 21:23 WIB
Dani Julius Zebua,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com–Seekor beruang madu (Helarctos malayanus) sitaan dari salah satu tempat konservasi di Jawa Timur memiliki kadar gula darah tinggi.

Selain itu, satwa ini mengalami infeksi di gigi taringnya sehingga harus dicabut.

Kondisi itu terjadi karena diduga tempat konservasi asalnya tidak merawat beruang ini secara baik.

Baca juga: Taman Nasional Tanjung Puting, Konservasi Orangutan Terbesar di Dunia, Dihuni Puluhan Ribu Ekor

Akibatnya, satwa ini lantas akan dipulangkan ke habitatnya di Kalimantan Timur.

“Hasil gula darah tinggi dan kondisi gigi sampai operasi, saya kira solusi bagus untuk evakuasi, di samping perawatan kurang baik,” kata Kapten Ape Warrior dari Centre for Orangutan Protection (COP), Satria Wardhana, via telepon, Rabu (23/4/2022).

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menutup kebun binatang di Madura, Jawa Timur, yang sudah beroperasi sejak 2011.

Penutupan berlangsung pada awal Maret 2022.

Semua satwa dipulangkan ke habitat aslinya. Pemulangan melibatkan sejumlah unit di kementerian dan banyak NGO.

“Ada (kera) uwakwak, siamang, elang, burung hingga rusa. Semua dipulangkan ke asalnya,” kata Satrio.

Baca juga: Ikan Bilih Terancam Punah, PT Semen Padang Lakukan Konservasi

Sebanyak dua dari puluhan satwa itu dipulangkan ke Kalimantan Timur, yakni orangutan dan beruang madu.

BKSDA Kaltim bekerja sama dengan COP melakukan evakuasi dari Sumenep lalu mengirimnya ke Kalimantan dengan kargo udara.

Kedua satwa sementara ini transit di Wildlife Rescue Centre (WRC) – Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY) yang berada di Kulon Progo.

Sebelum pemulangan kedua satwa melewati serangkaian pemeriksaan dan pengecekan medis.

Beruang madu kedapatan sakit gigi dalam cek medikal cek pertama. Gigi taring kanan atas itu pecah.

Bila tidak dicabut, kerusakan gigi bisa mengganggu perjalanan beruang. Operasi pencabutan gigi pun dilaksanakan di WRC, Senin siang.

Gigi taring memiliki fungsi mencabik. Dengan tidak ada gigi taring, maka beruang tidak bisa makan sempurna.

Baca juga: Taman Nasional Danau Sentarum, Kawasan Konservasi Lahan Basah Terbesar di Indonesia

Beruang bisa juga sulit kembali ke habitat aslinya dengan kondisi ini. Apalagi ditambah dengan lamanya ia berada di kebun binatang.

Dokter hewan Irhamna Putri di WRC mengungkapkan, ke depan beruang seperti ini akan ada penyesuaian pakan, yang tadinya pakannya utuh, kini tidak utuh lagi.

"Karena kehilangan gigi itu maka makanannya akan lebih lembut dipotong-potong lebih lembut, lebih lunak, untuk mengakomodir kehilangan itu,” kata Irhamna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com