KUPANG, KOMPAS.com - Gabriel Ulu Tunabenani berharap pemerintah dapat memulangkan anaknya, Phiter Tunabenani (27), yang hilang di Mauritius, Afrika Timur. Gabriel sudah hampir setahun tak mendengar kabar tentang keberadaan anaknya yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK).
Gabriel mengaku sudah meminta bantuan pada Kementerian Luar Negeri, namun belum ada kepastian keberadaan anaknya.
"Karena itu, kami minta Pak Jokowi tolong bantu pulangkan anak kami," ujar Gabriel kepada Kompas.com, Senin (7/2/2022) siang.
Baca juga: Kisah Brigita, Menanti Kabar Anaknya, ABK yang Hilang di Mauritius, Afrika
"Tuntutan kami keluarga kepada pemerintah dan agen, supaya kalau memang anak-anak ABK ini masih ada, mohon segera dipulangkan ke tanah air," sambungnya.
Namun, jika anaknya sudah meninggal, pihak keluarga meminta agar jasadnya segera dikirim kepada keluarga.
Tak kabar setelah ada keributan
Gabriel yang merupakan warga Fatubenao, Kecamatan Atambua Kota, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), menuturkan, hilangnya sang anak bermula dari adanya keributan antara ABK kapal mandor dan kapten kapal asal Vietnam.
Keributan antara anaknya bersama enam orang rekannya dengan warga Vietnam itu terjadi di kapal ikan WeiFa yang sedang bersandar di area pelabuhan Port Louis Mauritius.
Gabriel menyebut, akibat keributan itu anaknya mengalami luka di bagian wajah.
"Akibat keributan itu, menyebabkan anak saya terkena bacokan di wajahnya," ungkap Gabriel.
Baca juga: Detik-detik Kapal Bermuatan BBM Terbakar di Perairan Sumenep, 3 ABK Alami Luka Bakar
Anaknya itu sempat mengirim foto wajahnya yang luka terkena bacok ke grup Whatsapp pekerja Indonesia. Kemudian, foto itu diteruskan sampai ke keluarga.
Setelah itu, kata Gabriel, anaknya bersama enam orang rekan hilang kontak hingga saat ini.