Hal ini tidak sesuai dengan International Standard for Phytosanitary Measures (ISPM) 40/2017 : guidelines for international movement of growing media in association with plants for planting dan ISPM 20/2019 : guidelines for phytosanitary import regulatory system, disebutkan untuk peraturan impor tidak diperbolehkan adanya kontaminan salah satunya berupa tanah.
Importasi tersebut juga belum memenuhi persyaratan sesuai SK Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Nomor : B-22322/KR.020/K.3/ 12/2019 tanggal 26 Desember 2019 hal Phytosanitary Requirement Jahe Segar ke Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia disebutkan juga tidak boleh ada tanah dalam media pembawa.
Juga tidak terpenuhinya persyaratan pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 25 tahun 2020, tentang adanya 166 jenis OPTK yang bisa terbawa melalui tanah.
Pihaknya, kata dia, sudah menyurati ke negara asalnya, agar otoritas karantinanya tidak asal mengeluarkan atau menerbitkan sertifikat Phytosanitary Certificate. Jika masih terulang, pihaknya tak segan untuk menghentikan komoditas serupa masuk ke Indonesia.
"Jangan sebut jahe sehat tapi ternyata bertanah, bernematoda," ujar dia.
Jamil menyebut pemusnahan dilakukan di PT Triguna Pratama Abadi lantaran Badan Karantina Pertanian belum memiliki insenerator sendiri. Ia pun berharap ke depan pihaknya memilikinya.
"Biaya pemusnahan ditanggung oleh importir. Ini ada dua importir," kata Jamil.
Direktur PT Triguna Pratama Abadi Ade Priadi menyebut pemusnahan kurang lebih memakan waktu dua hari. Jahe impor tak memenuhi syarat ini bakal dibakar dengan suhu sekitar 800 derajat.
"Kita lakukan pemusnahan sesuai standar. Kurang lebih memakan waktu dua hari," ungkap Ade.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi juga mendukung upaya yang dilakukan oleh Kementan melalui Badan Karantina Pertanian itu.
Meski begitu, Dedi berharap tak ada lagi impor jahe, melainkan menanam sendiri di dalam negeri.
"Saya berharap tidak ada lagi impor jahe, apalagi yang berpenyakit," ungkap Dedi.
Mantan Bupati Purwakarta itu justru menyayangkan adanya impor jahe padahal banyak lahan masih kosong. Terlebih Indonesia terkenal dengan tanahnya yang subur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.