Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Pembunuhan di LP Cebongan Terencana

Kompas.com - 19/06/2013, 15:58 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyimpulkan ada perencanaan di antara para pelaku untuk melakukan pembunuhan empat tahanan di Lembaga Permasyarakatan Klas IIB Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta. Dengan demikian, pembunuhan tersebut tidak mungkin spontanitas.

Ketua Tim Penyelidikan Komnas HAM Siti Noor Laila mengatakan, perencanaan terlihat dari senjata dan perlengkapan yang dibawa para pelaku. Diduga, pelaku membawa senjata laras panjang berjenis AK 47 atau SS1. Ada pula yang membawa pistol yang diduga jenis FN.

"Sebagian pelaku diduga membawa dua granat di pinggang sebelah kiri dan kanan, sedangkan perlengkapan yang digunakan seperti sebo, sarung tangan, rompi, HT," kata Siti saat jumpa pers menyampaikan hasil penyelidikan di Kantor Komnas HAM di Jakarta, Rabu (19/6/2013). Ikut hadir pula Komisioner Komnas HAM Nurkholis.

Siti menambahkan, perencanaan juga terlihat dari surat berkop Polda DI Yogyakarta yang dibawa. Awalnya, surat itu dipakai untuk membawa empat tahanan ke luar lapas. Namun, akhirnya mereka memaksa masuk ke lapas.

Selain itu, tambah Siti, adanya pembagian tugas dan peran, seperti sebagai komandan, eksekutor, time keeper, penjaga pintu utama, penjemput tahanan, perusak dan perampas CCTV, perusak gudang senjata, pengamat situasi sekitar lapas, penyandera petugas lapas, dan penjaga di luar.

Indikasi lain terlihat dari penentuan target, koordinasi antara tiga pelaku yang berangkat dari lokasi pelatihan di lereng Gunung Lawu dan beberapa orang berangkat dari Markas Grup II Kopassus di Kartasura.

"Tindakan oknum anggota Kopassus diduga dilakukan secara terencana di antara para pelaku," kata Siti.

Seperti diberitakan, sidang perdana terhadap 12 anggota Kopassus yang diduga terlibat akan digelar di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, Kamis (20/6/2013). Sejak awal penyelidikan, beberapa pejabat TNI menyebut pembunuhan tersebut spontanitas setelah terjadi pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso dan pembacokan Sertu Sriyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    Nasional
    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Nasional
    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Nasional
    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com