Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudi: Majelis Syuro PKS Pernah Dukung Kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 13/06/2013, 13:55 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mempertanyakan sikap Partai Keadilan Sejahtera terkait penolakan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Menurut Sudi, Majelis Syuro PKS pernah menyatakan setuju atas kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.

Sudi menjelaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah menerima Majelis Syuro PKS yang didampingi Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie membicarakan kebijakan pemerintah sekitar satu bulan lalu. Sudi tak mau menyebut lokasi pertemuan. Ia hanya memastikan tidak bertemu di Istana Presiden.

"Saya sendiri mendampingi Presiden ketika Majelis Syuro menyampaikan dukungan terhadap kebijakan Presiden. Tapi kenyataannya seperti ini (menolak)," kata Sudi di Jakarta, Kamis (13/6/2013).

Sudi menambahkan, ketika jajaran PKS menyatakan menolak rencana kenaikan BBM, pihaknya kembali berkomunikasi dengan PKS. Ketika itu, mereka menyebut belum ada keputusan resmi partai terkait BBM. Namun, kata dia, PKS terus menyampaikan penolakan secara terbuka.

Sudi mengatakan, kenaikan harga BBM memang harus dilakukan karena subsidi BBM dianggap tidak tepat. Anggaran dari pengurangan subsidi BBM, kata dia, akan dialihkan kepada rakyat tidak mampu.

"Saya ingin menyampaikan bahwa subsidi BBM selama ini, yang banyak menikmati, orang yang mobilnya banyak. Subsidi akan dialihkan kepada yang memerlukan, rakyat miskin. Kok tidak setuju? Kan aneh," kata Sudi.

Seperti diberitakan, PKS gencar menyatakan menolak kenaikan harga premium menjadi Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter. Mereka memasang spanduk hingga demonstrasi.

Sikap resmi PKS

Sementara itu, pada Rabu (12/6/2013), Dewan Pengurus Tingkat Pusat (DPTP) PKS melakukan rapat bersama para menteri dan fraksi dari PKS di kediaman Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminuddin.

Sekretaris Fraksi PKS Abdul Hakim menjelaskan, setidaknya ada dua keputusan penting yang dicapai dalam rapat tersebut. Pertama, PKS tetap dalam posisi menolak kenaikan harga BBM saat ini.

"Tidak tepat apabila pemerintah mengambil kebijakan kenaikan harga BBM, mengingat saat ini baru Ramadhan dan Idul Fitri sehingga inflasi diperkirakan tak terkendali," kata Abdul Hakim di Kompleks Parlemen, Rabu (13/6/2013).

Keputusan kedua, lanjut Hakim, terkait perbedaan sikap menteri dari PKS, dan partai terkait rencana pemerintah ini. Di dalam rapat itu, Abdul Hakim mengatakan bahwa PKS memperkenankan para menterinya tetap mendukung rencana kenaikan harga BBM meski partai menolak rencana tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

    Nasional
    Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

    Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

    Nasional
    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

    Nasional
    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Nasional
    Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Nasional
    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

    Nasional
    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Nasional
    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

    Nasional
    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Nasional
    Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

    Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

    Nasional
    Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

    Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

    Nasional
    Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

    Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

    Nasional
    Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Nasional
    PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

    PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

    Nasional
    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com