Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Max Sopacua: Kalau Saya Presiden PKS, Saya Bentak Tifatul

Kompas.com - 11/06/2013, 08:45 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Manuver PKS yang bermain dua kaki terkait rencana kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi membuat politisi Partai Demokrat geregetan. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua sampai berandai-andai apa yang akan dilakukannya jika dia menjadi Presiden PKS.

Max Sopacua menilai ada pembiaran dari Presiden PKS Anis Matta kepada kader-kadernya yang berada di DPP dengan para menterinya.

"Kalau saya jadi Presiden PKS, gue bentak itu menteri-menteri PKS, terutama Tifatul yang malah jadi sekretaris sosialisasi. Kenapa mereka mendukung? Tapi ini kan enggak, presidennya juga ngelepas begitu saja," kata Max saat dijumpai di ruang kerjanya, Senin (10/6/2013).

Menurut Max, partainya bersama parta-partai koalisi yang lain sebenarnya sudah menyampaikan kepada SBY bahwa mereka merasa terganggu dengan strategi politik yang dijalankan PKS. Demokrat, kata dia, bahkan sudah terang-terangan menyampaikan PKS perlu segera didepak dari koalisi karena tak lagi bisa ditoleransi.

"Sekarang persoalannya, PKS ini bermain bukan main. Dia bermain cattenacio. Ada permainan-permainan individu di dalamnya, sementara di kabinet juga ada permainan individu," ujar Max yang mengaku bingung dengan sikap PKS yang berbeda pandangan antara para menterinya dan kebijakan partai.

"Jadi bagaimana mau membacanya, Pak SBY mau ambil tindakan, sementara menteri-menteri PKS mendukung," kata Max.

Menurut Max, Presiden SBY tidak akan mengambil tindakan apa pun selama para menteri PKS tetap setia mengabdi pada kabinet. Max mengkritik, seharusnya PKS bisa membenahi internalnya.

Seperti diketahui, PKS menolak rencana kenaikan harga BBM. Namun, penolakan ini hanya dilontarkan para politisi PKS di tingkat Dewan Pimpinan Pusat. Sementara para menterinya menyatakan mendukung rencana tersebut.

Meski menolak rencana kenaikan BBM, tetapi PKS menyatakan masih tetap berkeinginan berada di dalam koalisi. Semua partai koalisi menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menentukan nasib PKS di koalisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Nasional
    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    Nasional
    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Nasional
    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Nasional
    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Nasional
    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    Nasional
    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Nasional
    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Nasional
    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Nasional
    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Nasional
    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com