Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Gul Upayakan Mediasi

Kompas.com - 05/06/2013, 02:21 WIB

Kairo, Kompas - Presiden Turki Abdullah Gul, Selasa (4/6), mulai berusaha menengahi perseteruan antara Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dan partai-partai oposisi. Upaya ini dilakukan untuk menghentikan aksi unjuk rasa anti-pemerintah.

Meski berasal dari partai yang sama dengan Erdogan, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Gul memilih cara lebih moderat menghadapi kerusuhan anti-pemerintah yang berkobar sejak akhir pekan lalu. Ia mengatakan, pesan pengunjuk rasa telah diterima pemerintah.

Selasa, Gul menerima Deputi PM Bulent Arinc untuk membahas cara mengembalikan ketenangan di Turki. Sehari sebelumnya, Gul juga bertemu Ketua Partai Rakyat Republik (CHP) Kemal Kilicdarogu. Gul juga dijadwalkan bertemu pemimpin partai oposisi lainnya.

Wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, yang memantau perkembangan Turki dari Kairo, Mesir, melaporkan, gelombang unjuk rasa di Turki telah menewaskan dua orang. Korban terakhir adalah Abdullah Comet (22), yang tewas tertembak orang tak dikenal di rumah sakit di Antakia, Provinsi Hatay, Turki selatan, Senin malam. Abdullah Comet dikenal sebagai aktivis pemuda CHP yang memiliki banyak pendukung di Hatay.

Sehari sebelumnya, seorang pemuda juga tewas di Istanbul akibat ditabrak sebuah mobil.

Menurut lembaga HAM dan asosiasi dokter di Istanbul dan Ankara, korban luka-luka di Istanbul lebih dari 1.000 orang, sementara di Ankara sekitar 700 orang. Jumlah korban luka-luka di kota lain juga cukup besar.

Serikat pekerja umum Turki yang memiliki 240.000 anggota mengumumkan mogok kerja selama dua jam, pukul 12.00-14.00, pada Selasa dan Rabu ini. Mogok massal itu dilakukan sebagai protes atas tindakan berlebihan aparat keamanan Turki menghadapi pengunjuk rasa.

Unjuk rasa di sejumlah kota di Turki biasanya dimulai seusai jam kerja pada petang hari hingga larut malam. Pagi hari situasi cenderung tenang karena warga berada di tempat kerja. Seruan unjuk rasa dilakukan melalui jejaring sosial.

Pendekatan

Dalam konteks politik, Gul fokus mendekati CHP, yang menjadi partai oposisi terbesar di parlemen. Pada pemilu parlemen tahun 2011, CHP meraih 25,98 persen suara, berada di urutan kedua setelah AKP yang mendapat 49,81 persen suara. CHP dituduh Erdogan sebagai penggerak utama aksi unjuk rasa itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com