Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Bersubsidi Langka, Warga Terpaksa Beli Pertamax

Kompas.com - 02/06/2013, 16:52 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang terjadi di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam satu pekan terakhir membuat para pengguna kendaraan terpaksa membeli BBM non subsidi jenis pertamax.

Sulaiman, salah seorang pengendara motor yang ditemui di SPBU Naesleu, Minggu (1/6/2013) petang, mengaku terpaksa mengisi pertamax lantaran tidak mendapatkan premium bersubsidi di SPBU sejak hari Minggu (26/5/2013) lalu.

"Sejak hari Minggu lalu, antrian kendaraan di dua SPBU ini membludak sehingga saya tidak dapat bensin. Mau isi bensin di penjual eceran, tetapi harganya mahal antara Rp 10.000 sampai Rp 15.000 sehingga akhirnya saya pilih pertamax saja, karena selain harganya hampir sama dengan bensin eceran, kualitasnya jauh lebih bagus," kata Sulaiman.

Selain alasan itu, Sulaiman pun mengaku lebih memilih pertamax ketimbang bensin eceran, karena sejumlah oknum penjual bensin eceran sering berlaku curang dengan mencampurkan bensin dengan minyak tanah, yang tentunya akan merusak mesin kendaraannya.

Sementara itu, pengawas SPBU Naesleu, Vinsensius Tanekan mengatakan, jumlah pembeli pertamax dalam beberapa hari terakhir ini bertambah banyak, meskipun dijual per liternya Rp 11.600. "Selama ini untuk pertamax, memang kita hanya dikasih jatah 5.000 liter dari Pertamina Kupang, tetapi bisa bertahan sampai berbulan-bulan karena pembelinya sangat sedikit, bahkan jarang yang beli. Namun mulai dari hari Senin kemarin, sudah banyak yang beli sehingga stok pertamax juga sudah mulai menipis," kata Vinsensius.

Kelangkaan BBM yang terjadi akhir-akhir ini, menurut Vinsensius, karena SPBU hanya mendapatkan jatah 10.000 liter BBM untuk setiap harinya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com