Menurut Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Papua Komisaris Besar I Gde S Jaya, Jumat (31/5), peristiwa tersebut terjadi pada Selasa lalu dan baru diketahui pada Kamis (30/5).
”Memang, karena kondisi medan yang sulit dan tidak adanya jaringan komunikasi menyebabkan informasi baru diterima Kamis,” ucap Gde.
Dari empat korban yang tewas, tiga di antaranya adalah B Lawiya (19), Amutawa Lawiya (25), dan Laris Lawiya (18). Adapun seorang korban lain, Tembi Kogoya (19), terseret arus sungai yang ada di bawah lereng saat longsor terjadi. Sementara tiga warga lain, yakni Rupinus Tabuni, Giganus Lawiya, dan Aki Tabuni, selamat.
Berdasarkan keterangan warga, material longsor menerjang permukiman sementara warga
Di Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim), akibat hujan deras yang mengguyur lebih dari lima jam, wilayah kota dan kabupaten tersebut dilanda banjir bandang kembali. Tidak ada korban jiwa, tetapi ratusan rumah dan puluhan hektar sawah terendam. Demikian juga akses transportasi terhambat. Tak pelak, kegiatan ekonomi warga pun terhambat.
Daerah yang dilanda banjir meliputi Desa Tempursari, Kecamatan Wungu, serta Desa Banjarsari dan Sendangrejo di Kecamatan Madiun. Banjir juga melanda wilayah Kota Madiun, terutama di Kelurahan Rejomulyo dan Kelun di Kecamatan Kartoharjo.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Madiun Achmad Nuryanto, banjir merendam lebih dari 240 rumah dan puluhan hektar sawah yang ditanami padi pada usia 30-40 hari.
”Dari laporan warga, banjir terjadi pada pukul 02.00 dini hari. Air yang masuk ke permukiman merupakan limpahan dari Sungai Piring, Sono, dan Jeroan. Ketiga anak Sungai Bengawan Madiun ini tidak mampu menampung banyaknya air kiriman dari lereng Gunung Wilis,” ujarnya.
Achmad menambahkan, banjir rutin terjadi di wilayah Madiun setelah hujan deras lebih dari lima jam. Contohnya banjir pada awal April lalu yang merendam enam desa.