Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bibit-Sudijono "Bangun nDeso"

Kompas.com - 18/05/2013, 02:59 WIB

Berbeda saat maju pertama kali dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah tahun 2008 yang terasa menegangkan, pada pencalonan kedua ini Bibit Waluyo (63) lebih santai. Sebagai calon gubernur petahana, Bibit optimistis, kinerja dan prestasinya selama satu periode pemerintahan cukup untuk meyakinkan masyarakat Jateng.

Oleh sebab itu, Bibit mantap maju kembali dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jateng tahun 2013.

Kendati kendaraan politik yang mengusungnya berganti, mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) ini menegaskan, pola kepemimpinannya tetap sama. Meskipun gaya bicaranya yang blakblakan dikritisi banyak orang, Bibit mengaku gaya kepemimpinannya memang seperti itu. Yang terpenting yang dikerjakan untuk rakyat Jateng.

Oleh karena itu, saat calon lain gencar berkampanye tentang perlunya perubahan di Jateng, Bibit justru tetap melanjutkan program yang diusungnya lima tahun lalu, Bali nDeso Bangun nDeso. ”Saya sudah menjadi gubernur selama 4,5 tahun lebih. Jadi, tinggal mendengar masukan rakyat bagaimana lebih menguatkan program Bali nDeso Bangun nDeso,” ujarnya, Selasa (14/5), di Semarang.

Soal penilaian atas kepemimpinannya, Bibit menyerahkan kepada rakyat Jateng. ”Bukan saya yang menilai, melainkan masyarakat dan lembaga lain, seperti Badan Pusat Statistik yang punya data dan angka valid soal kemajuan Jateng,” tutur gubernur yang suka masakan sayur lodeh itu.

Selama kepemimpinannya, bersama Wakil Gubernur Rustriningsih, lanjut Bibit, ada 140 penghargaan yang diterima Jateng, antara lain terbaik dalam pengendalian inflasi, pembina ketahanan pangan, Adhikarya Pangan Nusantara, penghargaan One Village One Product (OVOP) dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta penghargaan standar sistem manajemen keadaan darurat ketika menangani bencana Gunung Merapi.

”Pada masa kepemimpinan saya, Jateng dapat penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian untuk pengelolaan anggaran APBD 2012. Prestasi ini baru pertama kali,” katanya.

Gandeng akademisi

Lima tahun lalu Bibit diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Namun, ia kini dicalonkan Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan Partai Golkar. Dalam Pilkada 2013 ini, Bibit menggandeng calon wakil gubernur dari akademisi, yakni Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Sudijono Sastroatmodjo (60).

Bibit mengaku pas dan tepat berpasangan dengan Sudijono. Selain dikenal sebagai pelestari lingkungan, Sudijono adalah tokoh pendidikan yang dapat mendorong percepatan peningkatan sumber daya manusia Jateng seiring dengan programnya menjadikan Jateng sebagai provinsi vokasi.

Dari akademisi menjadi birokrat, itulah langkah yang dipilih Sudijono menjelang berakhirnya masa jabatan rektor. Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Diponegoro, Semarang, itu juga dikenal sebagai sosok sederhana dan peduli dengan lingkungan. Tahun 2010, ia menerima penghargaan Kalpataru dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk kategori pembina lingkungan. Selama masa kepemimpinannya, kampus Unnes dikenal sebagai kampus konservasi.

”Timun wungkuk”

Soal gayanya yang kalem, pria kelahiran Pacitan, Jawa Timur, itu mengibaratkan dirinya sebagai timun wungkuk (ketimun bungkuk). ”Saya baru bermakna jika ada yang mengambil. Dewe ora payu (sendirian tak laku). Cara jual bakul di pasar, daripada dibuang, mendingan untuk tambahan,” tutur Sudijono, yang didampingi ibu kandungnya, Ny Salatun (87), di rumahnya di Semarang.

Saat Bibit memintanya mendampingi dalam Pilkada Jateng, Sudijono berkonsultasi dengan istrinya, Sri Hapsaring Rochyani, dan ketiga anaknya. Konsultasi itu bukan soal setuju atau tidak, melainkan terkait kesiapan mentalnya menjadi wakil gubernur. Memasuki dunia politik perlu kesiapan mental sebab hal baik bisa dinilai buruk dan begitu pula sebaliknya.

Sudijono mengaku, ia mulai memahami keinginan masyarakat setelah melakukan pendekatan dalam tiga minggu ini. Sebagai seseorang yang semasa kecilnya miskin, ia merasakan betul kebutuhan wong cilik. ”Gaya ceplos-ceplas Pak Bibit itu perlu sebab rakyat butuh bahasa yang lugas dan jelas. Sejelas itulah rakyat menghendaki kebutuhannya juga dilayani oleh aparatur birokrasi,” ujarnya.

Jika nanti terpilih, Sudijono diminta Bibit untuk mengerjakan bidang yang belum tersentuh gubernur selama ini, seperti pendidikan, lingkungan, dan pengembangan sumber daya manusia. Hal itu sesuai dengan kompetensinya. Ia juga diharapkan menjembatani hubungan Bibit dengan ulama di Jateng. ”Ulama dan kiai itu ibarat wakil Tuhan. Mereka yang menjaga pemimpin agar tetap berada di rel, melayani masyarakat,” kata Sudijono.

Selain memperkuat program Bali nDeso Bangun nDeso, Bibit-Sudijono akan memberikan perhatian pada pendidikan dan lingkungan. Salah satunya, konservasi hutan dan penghijauan kawasan. (WHO/SON/WEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com