Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 10/05/2013, 19:42 WIB
|
EditorKistyarini

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Benda yang diduga fosil akan dikembalikan kepada penemunya dalam waktu dekat ini. Sebab, sesuai hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), benda itu merupakan batu sedimen.

Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, Siwanto, mengatakan sudah dipastikan bahwa batu itu bukan termasuk benda cagar budaya. "Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli Arkeologi BPCB Yogyakarta pagi tadi, dinyatakan bahwa batu yang ditemukan tidak memiliki unsur silika tulang jadi bukan fosil. Batu akan kita kembalikan ke penemunya," Siswanto menerangkan, Jumat (10/5/2013).

Ia menungkapkan penelitian dilakukan oleh ahli arkeologi BPCB Yogyakarta dengan meneteskan asam Klorida (HCl) dan ternyata hasilnya keluar buih, sementara jika ada unsur tulang tidak akan keluar buih. "Pori-pori dan lubang mirip tulang sumsum itu terbentuk karena air," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan karena benda yang ditemukan bukan fosil, pihaknya tidak akan memberikan penghargaan kepada penemu. "Setelah dikembalikan, entah mau di koleksi atau mau dijual itu sudah menjadi hak penemu itu sendiri," pungkas Siwanto.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, benda mirip fosil ditemukan oleh Subur (45) warga Hunian Tetap Pagerjurang, Rt 1/1, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, pada Jumat (3/5/2013) lalu. Benda itu ditemukan di jurang Kali Opak yang merupakan sungai berhulu Merapi saat dirinya sedang menebang bambu.

Benda tersebut lantas dibawa oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta guna dilakukan penelitian terkait dugaan fosil binatang purba. Dari hasil penelitian yang dilakukan pagi tadi, BPCB Yogyakarta menyatakan benda itu bukan fosil binatang purba.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke