Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Ekosistem Terancam Global Diumumkan

Kompas.com - 10/05/2013, 03:10 WIB

Sydney, Kamis - Fungsi ekosistem sebagai ruang hidup hayati diperhatikan khusus karena kian banyak ekosistem yang hancur akibat urbanisasi dan penebangan. Hancurnya ekosistem menghancurkan keanekaragaman hayati dalam ekosistem itu.

Satu tim peneliti pada Badan Internasional untuk Konservasi Alam melengkapi studinya dan membuat ”Daftar Merah” Ekosistem Terancam Hancur yang dipublikasikan pada Rabu (8/5) melalui jurnal PLOS ONE.

”Daftar merah” ada 20 ekosistem, yakni di Australia, Senegal, Kazakhstan, Afrika Selatan, Jerman, Karibia, Madagaskar, Kanada, Amerika Serikat, Venezuela, dan Selandia Baru. Tidak ada ekosistem dari Indonesia yang masuk daftar tersebut.

Daftar itu hasil pengukuran tingkat risiko hancurnya ekosistem serupa ”Daftar Merah” Spesies Terancam Punah (”Red List” of Endangered Species yang menghasilkan kriteria yang diterima internasional untuk menilai risiko punahnya spesies).

Kedua daftar itu, menurut pakar pada Pusat Gambut dan Sungai Australia, David Keith, yang juga guru besar di University of New South Wales, Sydney, akan saling mengisi untuk mendapat status lingkungan dan keanekaragaman hayatinya yang lebih komprehensif dibanding jika dilihat terpisah masing-masing.

”Daftar Ekosistem Terancam Punah fokus pada tingkat keanekaragaman hayati tinggi, habitat berbagai spesies, serta interaksi dan ketergantungan di antara mereka, termasuk jejaring makanan,” ujar Keith kepada Our Amazing Planet.

Fungsi ekosistem dan jasa-jasa lingkungan yang mendukung kehidupan amat sulit dimasukkan pada daftar spesies terancam punah. Tim yang terdiri dari ahli biologi dan ahli konservasi itu mendesain kriteria untuk menilai kesehatan semua jenis ekosistem di Bumi, dari ekosistem goa kapur hingga terumbu karang.

”Ini kerangka kerja yang menyatukan banyak pihak,” ujar Richard Kingsford, ahli lingkungan dari University of New South Wales. ”Menurut pandangan saya, yang terpenting menyediakan bukti-bukti yang bisa mendorong pemerintah melakukan tindakan untuk melindungi wilayah-wilayah yang luar biasa ini.”

Dari hasil studi, wilayah yang paling terancam adalah Laut Aral di Kazakhstan dan Uzbekistan yang kering karena digunakan untuk irigasi besar-besaran dan terkena kekeringan serta polusi. Laut di benua itu hancur sejalan punahnya spesies di dalamnya.

Ekosistem lain yang masuk kategori terancam ini juga jadi cermin bagi spesies yang sangat terancam punah, terancam punah, rentan terhadap ancaman kepunahan, serta yang paling rendah tingkat ancamannya.

Satu kelompok pada Badan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) yang bekerja untuk kriteria ekosistem itu tahun ini akan mengusulkannya sebagai kerangka kerja resmi kepada pimpinan IUCN. Diharapkan daftar secara global seluruhnya bisa selesai tahun 2025.

Sementara itu, ”daftar hijau” juga sedang disiapkan untuk membantu IUCN mempromosikan konservasi dengan memberikan penghargaan pada keberhasilan konservasi.(LIVESCIENCE/ISW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com