Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengerukan Tanah Picu Banjir

Kompas.com - 06/05/2013, 03:20 WIB

Batam, Kompas - Proyek pengerukan dan penimbunan menjadi salah satu penyebab banjir di Batam, Kepulauan Riau. Proyek itu terutama untuk penambangan dan perumahan.

Wali Kota Batam Achmad Dahlan mengatakan, sudah meninjau beberapa titik pengerukan dan penimbunan. Dari 27 titik banjir, 15 di antaranya disebabkan proyek pengerukan dan penimbunan. ”Ada proyek yang tidak terkendali,” ujarnya, Minggu (5/5), di Batam.

Pengerukan terutama untuk tambang galian C berupa tanah timbun. Penimbunan untuk proyek perumahan dan areal komersial. ”Perubahan ketinggian tanah menyebabkan area resapan berkurang dan aliran kelebihan air tidak maksimal,” tuturnya.

Karena itu, Pemerintah Kota Batam menyusun Peraturan Wali Kota Batam yang akan menjadi landasan pengendalian lebih ketat atas proyek-proyek itu. Rancangan peraturan itu ditargetkan selesai bulan ini. Dalam aturan itu, antara lain, ada kewajiban memperhitungkan debit aliran air di sekitar lokasi proyek. Pelaksana proyek wajib memastikan debit aliran air di sekitar proyek tidak banyak berubah saat dan setelah proyek selesai.

Peraturan itu juga akan menetapkan prosedur baru untuk pengerukan dan penimbunan. Lewat peraturan itu, Pemkot Batam akan menyinergikan ulang izin pengerukan dan penimbunan yang juga dikeluarkan Badan Pengusahaan (BP) Batam. ”Koordinasi dengan BP Batam setelah rancangan peraturan jadi,” ujar Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Batam Dendi Purnomo.

Dendi tidak menampik proyek pengerukan dan penimbunan berlangsung di berbagai penjuru Batam. Sejumlah bukit di Batam sudah habis digerus.

Beberapa areal tampungan air alami ditimbun untuk peninggian lahan. Areal penampungan air terutama berbentuk rawa atau semak kering yang permukaannya lebih rendah dari kawasan sekitar.

Peninggian lahan untuk kepentingan komersial itu belum diikuti penambahan areal penampungan air dan saluran air terpadu. Padahal, dua hal itu wajib disediakan pemilik proyek. Akibatnya, kelebihan air saat hujan tak tersalur ke areal penampungan dan malah menimbulkan banjir. (RAZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com