DENPASAR, KOMPAS.com — Sembilan pemangku atau rohaniwan Hindu melakukan upacara pengabenan atau pembakaran koran Balipost di depan monumen Bajra Sandi Renon, Kamis (2/5/2013), karena mereka menilai Balipost tidak netral dalam memberitakan Pilkada Bali. Ritual pembakaran koran Balipost ini untuk menghilangkan niat dan tingkah laku jahat dari media massa tersebut.
“Kami prelina sebagai simbol pembakaran niat yang jahat, rencana jahat, tingkah laku yang jahat agar kembali ke jalan yang benar,” ujar Wayan Bhaskara yang memimpin aksi ini.
Aksi yang diikuti sekitar 200 orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Bali Anti Pembohongan Publik ini sebagai bentuk protes atas pemberitaan Balipost Grup yang hanya memberitakan pasangan calon gubernur nomor urut 1, AA Ngurah Puspayoga dan Dewa Nyoman Sukrawan.
Sementara jika ada pemberitaan mengenai pasangan nomor urut dua, calon gubernur petahana Made Mangku Pastika yang berpasangan dengan Ketut Sudikerta, isinya cenderung menyudutkan dan menjelek-jelekkan.
Selain Balipost, mereka juga menyoroti simbol-simbol provokatif pada tayangan Bali TV. Saat ini di layar kaca Bali TV pada sudut kanan atas ada tulisan "15 Mei 2013, Ganti Gubernur" yang menggiring opini masyarakat untuk mengganti gubernur saat ini dengan gubernur baru.
"Semoga dengan upacara pengabenan ini media yang bersangkutan bisa lahir kembali dengan semangat yang baru,” kata Bhaskara.
Ke depannya, Bhaskara berharap media massa mampu memberikan pendidikan politik yang sehat bagi masyarakat dengan pemberitaan yang netral dan berimbang antara satu kandidat dan kandidat lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.