Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Dugaan "Trafficking" Asal Kediri Dipulangkan

Kompas.com - 26/04/2013, 22:29 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) dan Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (P2TP2A) memulangkan sendiri korban dugaan perdagangan orang (trafficking) asal Kediri, Jawa timur, bernama Sri (25).

Sri langsung diterima Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Jawa Timur Marjoko SH, Jumat (26/4/2013). Marjoko yang mendampingi korban mengatakan, pemulangan ini bekerja sama dengan Ijeck, salah seorang tokoh pemuda di Sumatera Utara.

"Kita sangat mengapresiasi kepedulian saudara Ijeck terhadap korban-korban perdangangan manusia dan para donatur. Tapi kita patut kecewa dengan pemerintah Sumut atas lambatnya koordinasi sehingga korban berlama-lama di penampungan sementara," kata Marjoko.

Menurutnya, setelah mengembalikan dan reunifikasi korban, masih ada lagi perlindungan lanjutan. Pihaknya meminta Pemkab Kediri untuk melakukan monitor secara berkala.

Dia juga mengimbau agar masyarakat, terutama yang tinggal di pedesaan dan ingin bekerja ke dalam dan luar negeri, hendaknya berhati-hati. Masyarakat diharapkan berkoordinasi dengan kepala desa dan instansi terkait agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan para pencari kerja.

Untuk diketahui, Sri bersama empat temannya tiba di Kota Medan setelah bertemu calo yang saat itu menepuk pundaknya lalu menawarkan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. Tawaran itu diterimanya dan calo menjanjikan tidak akan mengutip bayaran.

Mereka dijanjikan menerima bersih 800 RM atau sebanyak Rp 2,2 juta setiap bulan. Selain itu, keempat orang itu tidak akan dipungut biaya pengurusan segala dokumen serta biaya perjalanan.

Setibanya di Medan, mereka diinapkan di penampungan di wilayah Belawan. Empat hari di penampungan, Sri bagai tersadar dari mimpinya. Apalagi dia mendengar bahwa gaji akan dipotong terlebih dahulu selama tiga bulan untuk melunasi biaya dokumen dan perjalanan. Akhirnya dia nekat kabur dari penampungan.

"Beruntung dia bertemu seorang penarik becak yang bersedia mengantarkannya ke Polda Sumut yang langsung berkoordinasi dengan P2TP2A Sumut," kata Marjoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com