Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jero Wacik: 90 Persen, Persiapan Implementasi Pengendalian BBM

Kompas.com - 19/04/2013, 08:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan persiapan pemerintah mengimplementasikan pengendalian konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi melalui penyesuaian harga telah mencapai 90 persen. Dia mengatakan pemerintah akan mengurangi subsidi untuk kelas menengah dengan menyesuaikan harga BBM menjadi Rp 6.500 per liter.

"Secara teknis persiapannya sudah 90 persen," kata Jero, di Jakarta, Kamis (18/4/2013). Dia mengatakan pengendalian konsumsi BBM itu akan dilakukan dengan menaikkan harga BBM bagi kelas menengah menjadi Rp 6.500 per liter, sembari tetap memberikan subsidi untuk masyarakat kurang mampu.

"Produksi BBM harganya Rp 9.500 tetapi dijual ke masyarakat Rp 4.500, jadi sekarang yang menengah ke bawah tetap mendapatkan subsidi Rp 5.000 dan menengah ke atas termasuk yang mampu, diberikan subsidi Rp 3.000," ujar Jero. Ia mengatakan pemerintah telah menyiapkan sarana infrastruktur pendukung untuk pelaksanaan kebijakan di lapangan serta memberikan kompensasi kepada masyarakat miskin.

"Semua sudah siap persiapannya, di samping persiapan SPBU, juga disiapkan kompensasinya," ujar Jero Wacik. Dia menambahkan, kebijakan ini akan berjalan seiring dengan program energi lain seperti konversi bahan bakar gas (BBG), pengendalian BBM dengan menggunakan teknologi informasi serta kampanye penghematan.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan kebijakan yang akan diputuskan pemerintah tidak akan memberikan efek inflasi yang terlalu besar, dan mampu menghambat konsumsi BBM bersubsidi. "Kebijakan yang paling signifikan adalah (untuk) mengerem kuota (BBM bersubsidi). Yang tadinya bisa 53,3 juta kiloliter, bisa ditahan ke angka 48 juta kiloliter," ujarnya.

Dari kebijakan BBM ini, Hatta mengharapkan pemerintah dapat melakukan penghematan senilai Rp 21 triliun, yang dapat dimanfaatkan untuk belanja sosial dan menjaga defisit anggaran. "Penghematan itu tidak besar, Rp 21 triliun, (tapi) dapat kita gunakan untuk mengurangi defisit atau program-program seperti raskin," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com