Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Warga Tewas Dianiaya

Kompas.com - 15/04/2013, 03:37 WIB

Magelang, Kompas - Dua warga Sanggrahan, Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah, Wibowo (41) dan Frans (40), diduga dianiaya 14 anggota Tentara Nasional Indonesia. Wibowo, Minggu (14/4), meninggal di Rumah Sakit Tentara dr Soedjono, Magelang.

Penganiayaan itu terjadi Jumat hingga Sabtu (12-13/4) dini hari. Frans luka-luka.

Penganiayaan terjadi karena korban dituduh mengintip siswi Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Kodam (SMK Kesdam) IV/Diponegoro Jurusan Keperawatan yang mandi di asrama putri di kompleks Rumah Sakit Tentara (RST) dr Soedjono. Sebagian siswa SMK Kesdam adalah prajurit TNI dari berbagai kesatuan dengan usia 19-22 tahun.

Keterangan yang dihimpun Kompas menyebutkan, penganiayaan bermula Jumat sekitar pukul 18.00. Di proyek rumah susun sebelah RST, Wibowo dan Frans didatangi 14 anggota TNI, yang adalah siswa SMK Kesdam IV/Diponegoro. Wibowo mengunjungi Frans yang bekerja sebagai petugas keamanan di proyek itu. Keduanya digiring masuk ke kompleks RST dr Soedjono.

Keduanya diinterogasi dan dipukuli pelaku. Wibowo yang menderita gangguan pendengaran mendapatkan banyak pukulan karena ia sering tidak mendengar dan tidak menjawab pertanyaan pelaku. Frans dan Wibowo juga dipaksa menandatangani surat pernyataan bermeterai yang mencantumkan keterangan bahwa mereka mengakui mengintip siswi perawat.

Muntah darah

Sabtu pukul 03.00, korban baru diizinkan pulang dengan kondisi lebam dan memar di sekujur tubuh. Wibowo diantarkan pulang oleh Frans dan tertidur.

Niken Setiowati (41), istri Wibowo, mengatakan, saat bangun tidur, suaminya sempat makan siang, tetapi muntah darah dan tak sadarkan diri. Ia dilarikan ke RST dr Soedjono. Wibowo meninggal hari Minggu pukul 03.00.

Menurut Ketua Rukun Wilayah 06 Sanggrahan Bambang Prayogo, Sabtu petang saat ia menjenguk Wibowo di RST, dia melihat warganya itu terluka parah. ”Selain lebam dan memar, saya melihat jejak sepatu yang belum hilang di leher kirinya,” ujarnya. Bekas jejak sepatu yang bertumpuk-tumpuk juga dilihatnya pada dada dan perut Frans.

Bambang mengatakan, warga dan keluarga korban tak menerima tindak kekerasan yang diduga dilakukan prajurit TNI yang juga siswa SMK Kesdam IV/Diponegoro itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kodam IV/Diponegoro Kolonel (CKM) M Rofiq Budiyono mengatakan, kasus penganiayaan ini ditangani Detasemen Polisi Militer IV/2 Sub-Detasemen 2-1 Kodam IV/Diponegoro. ”Kami menunggu hasil penyelidikannya saja,” ujarnya. (EGI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com