Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liburan Pun Dijemput Petaka

Kompas.com - 14/04/2013, 02:11 WIB

Trauma dan shock kini meliputi suasana batin seluruh 101 penumpang Lion Air yang jatuh di laut, sekitar 10 meter dari pagar bagian barat landas pacu Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Sabtu (13/4) sekitar pukul 15.10 Wita. Mereka sama sekali tidak menyangka pesawat yang dikabarkan hendak mendarat itu ternyata masuk ke laut.

 

 

Dini Suriyati (45), bersama suami dan dua anaknya serta ibunya, sama sekali tidak menyangka di awal memasuki liburan dari Bandung, Jawa Barat, ke Bali disambut petaka. Dini tersentak dengan pemandangan gelap dari luar kaca pesawat Lion, ruangan pesawat terang dan tiba-tiba air memasuki badan pesawat.

 

 

”Pilot sempat menyampaikan akan mendarat. Jadi, saya juga tidak ada prasangka apa-apa. Namun, tiba-tiba seperti terbentur keras, di luar gelap dan air pun masuk ke dalam badan pesawat dari belakang,” kata Dini ketika ditemui di Rumah Sakit Kasih Ibu, Kedonganan, Jimbaran, Kabupaten Badung, kemarin petang.

 

 

Ia tak mengalami luka. Namun, seorang anaknya memar di sekitar kepala karena terbentur ketika insiden itu terjadi. Dini hanya berharap liburannya bisa tetap berjalan lancar. Ia pun tak lagi memikirkan tas-tasnya di bagasi yang entah ke mana. ”Selamat semua keluarga saja itu sudah bersyukur, Mbak,” ucapnya seusai diperiksa dokter.

Gangguan psikis juga dialami I Putu Bavita Kurniawan (32), penumpang lain. Dia mengaku merasakan pesawat terguncang selama dua menit sebelum jatuh ke laut. Putu pun terpental ke depan dan dadanya menghantam kursi.

”Dada saya sampai terasa sesak, sakit,” kata Putu, penumpang pesawat asal Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, saat ditemui di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Sabtu malam.

Tidak berselang lama setelah benturan terjadi, Putu melihat air sudah masuk ke kabin pesawat. Putu dan penumpang di sebelahnya masih terdiam di tempat duduk. Mereka tidak mendapatkan pemberitahuan atau informasi apa pun dari awak pesawat tentang peristiwa yang baru mereka alami.

Hingga akhirnya pintu pesawat dibuka, Putu dan penumpang lainnya bergegas keluar dari pesawat. Pesawat Lion Air rute Bandung-Denpasar yang mereka tumpangi itu ternyata mendarat dan berada di laut. ”Itu sungguh mengagetkan dan membuat kami sangat panik,” ujarnya.

Putu menuturkan, bersama dua temannya, Leli Widiawati dan Stefani, Putu berangkat dari Bandung dengan tujuan Denpasar. Leli, yang duduk di sebelah Putu, mengaku takut lantaran tidak bisa berenang meskipun sudah memakai pelampung.

”Saat keluar dari badan pesawat kami pun masih ketakutan. Namun, kami hanya punya satu tekad, yakni harus segera menuju ke darat untuk bisa selamatkan diri. Jadi, meskipun dada saya sangat sakit, saya terus berenang menuju darat sejauh sekitar belasan meter,” kata Putu yang bersama sejumlah penumpang sempat dirawat di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Sanglah.

Sementara itu, Budi Raharjo mengaku tidak kapok menggunakan jasa penerbangan kendati istrinya, Dian Sukma Rahayu, adalah salah satu penumpang pesawat Lion Air yang mengalami kecelakaan di Bali itu. ”Yang penting istri saya selamat. Penanganan di posko juga baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” katanya.

Menurut Budi, Dian naik Lion Air ke Denpasar karena hendak pergi ke Mataram untuk urusan kerja. ”Saya sudah kontak dia, dan kondisinya baik-baik saja. Oleh karena itu, saya pun tidak akan menyusul ke Denpasar,” katanya.

Penjemput bingung

Nonik, kakak Putu yang sore itu hendak menjemput adiknya, mengungkapkan, mereka yang menunggu kedatangan penumpang pesawat Lion Air di terminal kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai tidak mendapatkan pemberitahuan tentang musibah yang dialami Lion Air. Nonik mengaku cemas begitu mengetahui pesawat Lion yang baru datang dari Bandung itu mengalami masalah, dan adiknya mengalami musibah setelah melihat ambulans dan mobil SAR masuk ke areal bandara.

Peristiwa itu mengundang masyarakat mendekati tempat kejadian. Mereka datang ke lokasi melalui pesisir dari kawasan pantai Kuta. Bahkan, sejumlah nelayan pun langsung sigap membantu mengevakuasi korban dari laut menuju darat.

Dengan didukung petugas TNI dan Polri serta tim SAR, semua penumpang dapat dievakuasi menuju daratan. ”Kami sangat bersyukur semua penumpang dan kru pesawat selamat dengan bantuan TNI, BNP, Basarnas, masyarakat, khususnya nelayan,” ujar Kepala Polda Bali Irjen Arif Wachyunadi, saat konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Sabtu malam.

Ikut dalam penerbangan pesawat yang naas itu dari Bandung, antara lain, atlet nasional sepeda downhill, Risa Suseanty. Dia menumpang pesawat itu bersama suaminya, Steven Wong.

Nama Risa tercantum dalam manifes penumpang yang dikeluarkan posko Lion Air di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Risa duduk di kursi 12B dan Steven duduk di kursi 12C.  (COK/AYS/JAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com