Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Firasat Sebelum "Eksekusi Mati" di LP Cebongan

Kompas.com - 12/04/2013, 05:59 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ada firasat mendahului penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terjadi pada dini hari 23 Maret 2013. Setidaknya, firasat itu dirasakan Yohannes Juan Manbait, salah satu tahanan yang menjadi korban penyerangan itu.

Juan adalah polisi yang merupakan satu dari empat tersangka pengeroyokan dan pembunuhan anggota Korps Pasukan Khusus (Kopassus), Serka Heru Santoso, di Hugo's Cafe pada 19 Maret 2013. Firasat buruk sudah dirasakan Juan sejak ditangkap karena kasus ini. Hari-harinya yang penuh kegelisahan pernah disampaikan Juan kepada keluarganya.

Viktor Manbait, kakak kandung Juan, masih berkeyakinan sang adik tidak bersalah dalam kasus di Hugo's Cafe. Justru, kata Viktor, Juan adalah orang yang hendak melerai keributan di salah satu klub bergengsi di Yogyakarta itu, yang terjadi pada 19 Maret 2013.

Namun, entah bagaimana, Polda DI Yogyakarta malah menuduh Juan sebagai salah satu pelaku penyerangan yang menyebabkan Santoso tewas. Ia pun diringkus bersama tiga tersangka lainnya di tempat berbeda. Tiga tersangka lain dalam kasus itu adalah Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, dan Hendrik Angel Sahetapi alias Deki.

Keesokan harinya, 20 Maret 2013, para tersangka yang semula ditahan di Polres Sleman dipindahkan ke tahanan Polda DI Yogyakarta. Pada 22 Maret 2013, mereka dipindahkan lagi ke LP Cebongan, Sleman. Kuasa hukum tersangka mengaku tidak mengetahui pemindahan tersebut.

Firasat buruk terus dirasakan Juan selama dibui. "Dia sebagai orang yang dituakan, banyak menerima sms-sms yang berisi bahwa ada sejumlah truk sedang menuju Yogya dan ada pengerahan prajurit," tutur Viktor di Kompleks Parlemen, Kamis (11/4/2013). Sejak itu, Juan pun meminta keluarganya tidak keluar dari rumah pada malam hari. Dia juga terus menanyakan kabar keluarga.

Viktor mengatakan, pada saat pesan singkat yang didapat Juan tersiar luas, sejumlah mahasiswa yang berasal dari Nusa Tenggara pun bergerak meninggalkan Yogyakarta. Mereka menyelamatkan diri dari dugaan operasi balas dendam tersebut. "Begitu dipindah ke LP Cebongan, Juan sempat bilang ke keluarga 'beta dong ditipu polisi'," kenang Viktor.

Juan pun mengaku merasa menjadi target operasi senyap yang sedang dipersiapkan. "Dia yakin akan dieksekusi di situ (LP Cebongan)," imbuh Viktor. Pada 23 Maret 2013, eksekusi benar-benar terjadi.

Dini hari itu, sekitar 17 orang menggunakan topeng dengan dilengkapi senjata api laras panjang memaksa masuk ke dalam LP. Para petugas LP dipaksa pula menunjukkan sel empat tersangka pelaku pembunuhan Santoso.

Penyerang menuju sel 5A yang berisi 35 tahanan dengan empat tersangka terkait kematian Santoso di Hugo's Cafe ada di antaranya. Satu penyerang langsung menembak ke arah keempat tersangka kasus tersebut hingga tewas. Sesudahnya, para pelaku kabur dengan cepat.

Kini, TNI Angkatan Darat sudah membuka hasil investigasinya dengan menetapkan 11 anggota Kopassus sebagai tersangka pelaku pembunuhan di dalam sel LP Cebongan itu. Namun, pihak keluarga berharap pengusutan kasus ini tidak berhenti di situ.

"Saya rasa selain TNI, yang paling bertanggung jawab di sini adalah Polri, bagaimana bisa membiarkan potensi ancaman keselamatan orang seperti itu tanpa pengamanan khusus. Saya melihat ada unsur kesengajaan. Oleh karena itu, kasus ini harus dilihat tidak hanya pada kasus di Cebongan, tapi harus ditelusuri dari awal di Hugo's Cafe," tutur Viktor.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Anggota Kopassus Serang LP Cebongan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Nasional
    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    Nasional
    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Nasional
    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Nasional
    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    BrandzView
    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Nasional
    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Nasional
    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Nasional
    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Nasional
    Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

    Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com