Ende, Kompas
Kendaraan yang melintas di jalur itu, seperti terpantau Kompas, terpaksa memanfaatkan jalan darurat di pinggir pantai. Jalan darurat dibuat dari timbunan material tebing yang dikeruk. Pengerukan tebing dilakukan terkait program pelebaran jalan trans-selatan Flores.
Rabu lalu, sebuah truk berpelat L 9036 UN dari Kabupaten Sikka ke Mbay, Kabupaten Nagekeo, mogok di kawasan tersebut. Roda di sisi kiri belakang mobil ambles dalam material longsoran. Kendaraan berat lain, dari arah barat ke timur Flores atau sebaliknya, tak bisa melintas.
”Padahal longsor sudah terjadi Senin lalu, tetapi kenapa pemerintah tak segera membersihkannya. Jalan darurat ini labil sebab dibuat dari urukan,” kata Aris Ria (27), sopir yang truknya ambles dalam material longsor.
”Pemerintah harus memperhatikan jalan yang rusak, termasuk yang terkena longsor ini. Kenapa jika longsor di daerah lain dapat cepat ditangani,” ucap Stefanus Papu (40), pengemudi truk lainnya.
Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah IV NTT Leo Sigit, di Ende, Kamis, menjelaskan, material longsoran belum dibersihkan seluruhnya karena pihaknya masih mengantisipasi jika terjadi longsor susulan.
”Tebing di lokasi itu amat terjal, yang dikhawatirkan kalau seluruh material dibersihkan rawan terjadi longsor susulan. Apalagi ini masih turun hujan. Kami lebih memprioritaskan yang penting akses tak terputus. Namun, karena ada truk yang ambles memang perlu penanganan segera,” ujarnya.