Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdakwa Pengeroyokan Tak Ditahan, Pendukung Korban Geram

Kompas.com - 11/04/2013, 17:51 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Pendukung Dirut PDUP Kabupaten Tasikmalaya, Tino Rilantino, mengaku geram setelah dua terdakwa pengeroyokan selama ini tidak ditahan kepolisian maupun kejaksaan, sampai kasusnya ke pengadilan, Kamis (11/4/2013). Mereka menilai ada tebang pilih dalam perkara tersebut.

"Kami sudah menemukan beberapa kejanggalan dalam kasus ini. Ada apa ini? Kok tersangka mulai dari polisi, kejaksaan, dan di pengadilan tidak ditahan. Padahal, kalau ada pemuda biasa yang berantem langsung ditahan oleh kepolisian. Asal tahu saja, korban ini (Tino) adalah keluarga kami karena masuk dalam struktur kepengurusan," terang Rizal, ketua sebuah ormas kepemudaan yang mendukung korban Rizal, yang ditemui usai persidangan, Kamis.

Pendukung korban menyatakan akan membawa massa lebih banyak pada persidangan berikutnya. Pasalnya, mereka menuntut proses hukum ini dilaksanakan secara adil dan jujur. "Lihat saja nanti di persidangan berikutnya, kami akan melakukan aksi sama dengan massa yang lebih banyak," tegas Rizal.

Sementara itu, kedua terdakwa, yakni Martin dan Robby, enggan berkomentar saat sejumlah wartawan akan meminta keterangannya. Seusai persidangan, mereka langsung meninggalkan ruang sidang dengan penjagaan ketat petugas kepolisian. Sampai akhirnya, saat kedua terdakwa akan ke luar gedung pengadilan, puluhan orang telah menghadangnya di pintu keluar, dan sempat akan diamuk massa.

Diberitakan sebelumnya, Tino dipukuli sekelompok orang dan salah seorang pengusaha pasir besi di Kawasan Pantai Cipatujah, Tasikmalaya, Senin (11/3/2013) malam. Pengeroyokan itu terjadi di satu vila di kawasan Cipatujah. Saat akan pulang usai menemui rekan bisnisnya, Tino dihadang sekitar delapan orang yang mengendarai tiga mobil di depan pintu gerbang vila.
Awalnya, empat orang menghampirinya dan memukul bagian wajah dan badan, sampai jatuh ke sebuah parit. Tak lama kemudian, salah seorang bos usaha penambangan pasir besi bernama Martin, kembali memukulinya menggunakan alat berupa keling besi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com