Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Guntur Alami Tremor Terlama

Kompas.com - 10/04/2013, 04:19 WIB

Garut, Kompas - Tremor vulkanik di Gunung Guntur di Kabupaten Garut, Jawa Barat, seminggu terakhir adalah yang terlama sepanjang sejarah pengamatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat diminta menyosialisasikan mitigasi bencana intensif pada masyarakat di sekitar Gunung Guntur.

”Sejak pertama kali dipantau tahun 1985, belum pernah ada rekaman tremor panjang dan lama seperti sekarang. Kami belum meningkatkan status Waspada, masih mempelajari tren peningkatan tremor,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono di Pos Pengamatan Gunung Guntur di Garut, Selasa (9/4).

Tremor vulkanik adalah getaran menerus di sekitar gunung api. Tremor akibat aktivitas magma, gas, atau leleran lava.

Menurut Surono, tremor menerus tercatat lama dan panjang sejak Senin, 1 April 2013. Saat itu, terekam tremor beramplitudo 10-15 milimeter pada pukul 07.00-17.58. Sempat turun dan tak terekam, tremor kembali meningkat empat hari kemudian. Selama dua hari, terekam tremor beramplitudo 2-4 mm selama 16 jam.

Tak berhenti di sana, tremor muncul lagi hari ini (Selasa). Sejak pukul 07.50-14.00, masih terekam amplitudo 2-4 mm.

”Tren peningkatannya memang kecil dan perlahan, tapi lama. Peningkatan aktivitas 1994, terlama terekam tremor 30 menit. Bahkan, saat krisis gempa vulkanik 1997 dan 1999 tak terekam seperti ini,” kata dia.

Status masih Waspada

Menurut Surono, peningkatan aktivitas tremor itu tak otomatis meningkatkan status gunung dari Waspada ke Siaga. Bila tren peningkatan tremor terjadi drastis dan lama, barulah meningkatkan status jadi Siaga. Bila ditetapkan Siaga, radius daerah yang harus dikosongkan mencapai 5 km.

Saat ini, sekitar 4.000 orang menggantungkan hidup di sektor pariwisata, 4 kilometer dari puncak. ”Kami minta Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jabar bisa memberi pemahaman tentang potensi bencana ini pada masyarakat sekitar,” katanya.

Kepala BPBD Jawa Barat Udjawalprana Sigit mengatakan, siap menerjunkan 1.000 relawan bencana untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang potensi letusan Guntur. Sejauh ini, sarana evakuasi hingga kontigensi bencana bagi masyarakat sekitar Guntur telah disiapkan.

”Kami sudah menyiapkannya setahun lalu. Kami berharap itu jadi bekal menghadapi kemungkinan terburuk aktivitas Gunung Guntur,” kata Sigit.

Kondisi Ijen

Dari Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, dilaporkan, pemberhentian aktivitas pertambangan belerang diperpanjang hingga batas waktu yang tak bisa ditentukan. Puncak Ijen masih berbahaya bagi para petambang dan wisatawan.

Rencana petambang untuk beraktivitas lagi pada Selasa kemarin batal, karena aktivitas vulkanik Ijen belum reda. Gempa tremor masih terjadi. Pihak PVMBG pun masih merekomendasikan tak ada aktivitas pada radius 1,5 km dari puncak Ijen.

Saekoni, petambang belerang dari Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Banyuwangi, mengatakan, seharusnya pada Selasa kemarin, ia dan teman-temannya bisa menambang lagi.

Menurut Budio, Kepala Bagian Tata Usaha PT Candi Ngrimbi, penampung belerang, penutupan kegiatan pertambangan hingga Gunung Ijen stabil.

Tidak aktifnya pertambangan belerang membuat 450 petambang menganggur. ”Harus ada solusi agar keluarga petambang bisa bertahan hidup. Tentunya provinsi dan pusat perlu berperan,” kata Kepala BPBD Banyuwangi, Wiyono. (CHE/NIT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com