Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Hantui Tim Sukses Calon Wali Kota dari PDI-P

Kompas.com - 08/04/2013, 15:30 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com — Sejak beberapa hari lalu, teror menghantui tim sukses calon wali kota dan wakil wali kota Malang, Sri Rahayu-Priyatmoko Oetomo (SR-MK), yang diusung PDI-P.

Teror sudah menimpa sekretaris tim sukses, Hadi Santoso, dan anggota tim sukses, Andi Lasah Bandar. Rumah milik Andi Lasah Bandar di Jalan MT Haryono XXI/38, Kelurahan Dinoyo, yang dijadikan kos-kosan untuk mahasiswa, dilempari bom molotov oleh orang tidak dikenal pada Sabtu (5/4/2013) lalu. Akibatnya, tiga sepeda motor milik penghuni kos ludes terbakar. 

Selang satu hari, Hadi Susanto kembali mendapatkan teror. Rumahnya dilempari pot bunga oleh orang tak dikenal.

Sejak kejadian tersebut, pihak tim sukses dan para pendukung pasangan SR-MK diminta selalu siaga dan waspada. "PDI-P sangat prihatin atas peristiwa teror itu. Kami mengimbau agar tetap waspada, tetapi jangan sampai terpengaruh dengan adanya peristiwa itu. Kami meminta agar kader PDI-P dan tim sukses tetap kompak menjaga persatuan dan kesatuan bersama dengan seluruh masyarakat," harap Ketua Tim Sukses SR-MK, Sri Untari, dalam jumpa persnya di Kantor DPC PDI-P di Kota Malang, Senin (8/4/2013).

Tim sukses, para kader, dan pengurus PDIP menurutnya tetap mengedepankan dan menjunjung tinggi pilkada damai. "Kita sudah menyepakati pilkada damai yang diikrarkan saat pengambilan nomor urut pada 2 April lalu," kata Untari.

Jangan sampai para kader dan tim sukses terprovokasi dengan kejadian tersebut. "PDI-P tetap akan bersikap arif dengan tidak menuduh pihak mana pun yang melakukan teror itu," kata Untari.

Soal kasus teror tersebut, tambah Untari, PDI-P tetap menyerahkannya kepada pihak berwajib. "Harapan saya, pihak kepolisian bisa segera melakukan tindakan hukum sesuai prosedur hukum yang berlaku," kata Untari.

Ditanya apakah teror tersebut datang dari salah satu pasangan calon, Untari enggan menjelaskannya. "Kami tidak mau menduga-duga. Kita tunggu temuan penegak hukum," kata Untari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com