Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembakau Rokok sebagai Ancaman Dunia

Kompas.com - 04/04/2013, 16:29 WIB
Ariehta Eleison Sembiring

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tembakau yang digunakan sebagai bahan produk rokok merupakan ancaman bagi umat manusia di seluruh dunia. Dari 192 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 176 negara menyatakan tembakau sebagai ancaman global.

"Menurut ilmu Farmakologi Klinis, nikotin itu bahan adiksi terkuat. Yang paling ringan itu kopi. Yang lebih berat sedikit dari kopi itu mariyuana. Level di atasnya itu alkohol disusul heroin, morfin, dan nikotin. Artinya, lebih banyak orang mampu lepas dari kecanduan mariyuana daripada rokok. Jelas mengapa hampir 100 persen anggota WHO bersikap demikian," papar Dr Hakim Sorimuda Pohan, S Pog dalam diskusi RUU Pertembakauan di Jakarta, Kamis (4/4/2013).

Data Kementerian Kesehatan mengatakan, pada tahun 1995, sebesar 53,9 persen orang dewasa Indonesia merokok. Tahun 2012 meningkat tajam menjadi 70 persen. Untuk itu, Hakim Sorimuda melihat urgensi dibuatnya peringatan bergambar tentang bahaya rokok, pembatasan wilayah tanpa rokok, peningkatan harga jual rokok, serta penyediaan klinik konsultasi.

Di China, misalnya, sudah dilarang mengiklankan bahan candu nikotin di tempat umum. Di India, sejak tahun 1994, larangan pengiklanan sejenis dilarang. Di Singapura, rokok sudah mencantumkan gambar peringatan kesehatan. Di banyak negara di luar negeri, anak berusia di bawah 18 tahun dilarang membeli rokok.

Sebaliknya, Pemerintah Indonesia belum menunjukkan keberpihakannya pada orang yang rentan terkena dampak negatif rokok seperti anak di bawah umur.

"Gangguan kesehatan karena merokok yang berdampak hingga kematian ini tergolong jenis kematian yang dapat dicegah (preventable death). Maka, perlu sikap tegas pemerintah jika tidak ingin anak kecil penerus bangsa ini diracuni dan sakit," tutup Hakim. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

    Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

    Nasional
    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com