Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Rokatenda Terima Bantuan

Kompas.com - 03/04/2013, 03:36 WIB

Ende, Kompas - Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas, Selasa (2/4), menyalurkan bantuan dari pembaca harian Kompas kepada warga Pulau Palue, korban letusan Gunung Rokatenda yang mengungsi di Desa Mausambi, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Bantuan diterima Kepala Desa Mausambi Philipus Ligu.

”Kali ini bantuan dibagi dua sasaran, satu untuk pengungsi di Waturia dan Nangahure (Kabupaten Sikka), dan lainnya di Mausambi. Namun, bantuan ini belum dapat menjangkau secara merata semua pengungsi. Kami lebih memprioritaskan pada lokasi yang relatif minim mendapat bantuan dari pemerintah daerah atau di luar posko utama,” ujar Suyanto, Selasa, di Ende.

Bantuan itu berupa beras 2,5 ton, jagung 1 ton, minyak goreng, perlengkapan mandi, tikar, dan peralatan memasak. ”Peralatan masak sangat kurang di sini. Untuk satu dapur (darurat), paling sedikit ada lima keluarga, tetapi alat memasak, seperti panci dan wajan, cuma satu, jadi menggunakannya harus bergantian,” kata Lutfina Huta (26), salah seorang pengungsi.

Jumlah pengungsi di Mausambi 71 keluarga atau 276 jiwa. Warga Palue yang mengungsi akibat letusan Gunung Rokatenda di Kabupaten Sikka sekitar 2.700 jiwa. Sebagian besar warga mengungsi di Maumere, sebagian lagi di Ende. Bantuan DKK tahap pertama disalurkan kepada pengungsi di Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, 13 Maret 2013.

Bantuan dari sejumlah pihak juga terus berdatangan, antara lain Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Maumere, dan Artha Graha Peduli (AGP). AGP telah menyalurkan bantuan pada 9 Februari dan 27 Maret 2013 bagi korban yang bertahan di Kampung Uwa, Pulau Palue, dan pengungsi di Maurole. Bantuan, antara lain, berupa beras 5 ton, mi instan, susu kaleng, ikan kaleng, biskuit, air mineral 24.000 botol, terpal 100 lembar, selimut 2.000 lembar, dan masker 5.500 lembar.

”Bantuan kepada korban Rokatenda lebih difokuskan pada air mineral dan makanan siap saji. Karena mereka yang bertahan di Palue mengalami krisis air bersih akibat semua persediaan air yang ada tercemari debu vulkanik,” ujar Ketua Yayasan AGP Wisnu Tjandra. (SEM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com