Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK: Ada Puluhan Nama di Catatan Keuangan Yulianis

Kompas.com - 20/03/2013, 21:35 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  Bukan hanya nama Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang disebut Yulianis dalam catatan aliran dana Grup Permai. Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Johan Budi mengungkapkan ada puluhan nama dalam catatan keuangan bekas anak buah mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin itu.

"Yulianis pernah mengatakan kepada penyidik KPK mengenai data di dalam catatan dia, banyak, puluhan orang itu, ada puluhan orang di situ," kata Johan di Jakarta, Rabu (20/3/2013). Namun, Johan tidak menguraikan siapa-siapa saja orang yang disebut dalam catatan Yulianis tersebut.

Namun, kata Johan, informasi dari Yulianis tersebut belum tentu benar. KPK masih perlu menguji kebenaran atau memvalidasi informasi tersebut. "Itu akan diklarifikasi, divalidasi dulu oleh KPK apakah data itu benar atau tidak," katanya. Proses validasi pun tidak selalu dilakukan dengan memeriksa orang-orang yang namanya pernah disebut dalam catatan mantan Direktur Keuangan Grup Permai ini.

Beberapa waktu lalu Yulianis membenarkan adanya aliran dana 200.000 dollar AS ke Ibas dari Grup Permai saat Kongres Partai Demokrat di Bandung pada Mei 2010. Namun, Yulianis enggan membeberkan lebih lanjut apakah uang itu termasuk dalam uang yang disebut-sebut untuk memenangkan Anas di Kongres Partai Demokrat pada 2010.

"Yang pasti Grup Permai tidak pernah mengeluarkan uang buat mengamankan proyek Hambalang," kata Yulianis. Dia yakin segala data yang dimilikinya berupa catatan keuangan yang disimpan dalam komputer pribadi dan komputer jinjingnya sudah disita KPK.

Yulianis merupakan salah seorang saksi penting dalam mengungkap kasus-kasus dugaan korupsi yang melibatkan Nazaruddin dan Grup Permai, misalnya dalam kasus dugaan korupsi kepengurusan anggaran pendidikan tinggi Kementerian Pendidikan Nasional yang menjerat anggota DPR Angelina Sondakh.

KPK menjadikan catatan keuangan Grup Permai sebagai salah satu bukti aliran dana ke Angelina alias Angie. KPK juga menjerat Nazaruddin dengan pasal tindak pidana pencucian uang, berdasarkan sejumlah bukti, salah satunya, keterangan dan catatan keuangan Yulianis.

Yulianis yang memegang catatan keuangan perusahaan tersebut kini di bawah perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK)

Ibas laporkan Yulianis

Merasa dicemarkan nama baiknya, Ibas melaporkan Yulianis ke Kepolisian Daerah Metro Jaya, Rabu (20/3/2013). Dengan didampingi pengacaranya, Agus Dwiwarsono, putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu melaporkan Yulianis dengan dugaan pencemaran nama baik terkait pernyataan Yulianis yang dimuat dalam pemberitaan pada Koran Sindo tertanggal 16 Maret 2013.

Pemberitaan itu, kata Ibas, menyebutkan bahwa dia menerima sejumlah uang terkait Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung. Atas informasi dugaan aliran dana ini, Ibas pun membantahnya. Dia mengatakan kalau informasi itu tidak benar. Ibas juga mengaku tidak mengenal Yulianis.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Pengakuan Yulianis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Nasional
    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Nasional
    'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

    "Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

    Nasional
    Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

    Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

    Nasional
    Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

    Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

    Nasional
    Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

    Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

    Nasional
    Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

    Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

    Nasional
    Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

    Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

    Nasional
    Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

    Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com