Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Akui Ketimpangan Suara Partai dan Prabowo

Kompas.com - 18/03/2013, 21:39 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat, mengakui ketimpangan elektabilitas partai dengan elektabilitas Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2014 masih menjadi masalah. Untuk itu, kata Martin, seluruh pengurus partai harus meningkatkan elektabilitas partai agar dapat mengusung Prabowo di Pilpres 2014.

"Masalahnya bagi kami (adalah) bagaimana membuat elektabilitas partai bisa mendekati Prabowo. Ini problem kami karena sekarang masih jauh. Ini pekerjaan rumah kami satu tahun ke depan," kata Martin di Jakarta, Senin (18/3/2013). Pernyataan Martin adalah tanggapan atas hasil survei dari beberapa lembaga yang menempatkan Prabowo di jajaran atas.

Terakhir, Lingkaran Survei Indonesia menyebut elektabilitas Prabowo di urutan ke-tiga dengan 19,2 persen. Namun, untuk partai masih di bawah elektabilitas Prabowo. Martin mengatakan, untuk meningkatkan elektabilitas partai, jangan sampai ada kader Gerindra terutama di DPR yang terjerat kasus korupsi hingga Pemilu 2014. Selain itu, para kader juga harus bekerja maksimal di daerah pemilihan masing-masing.

Langkah lain, tambah Martin, Partai Gerindra akan melakukan seleksi ketat dalam bakal calon anggota legislatif mereka. Menurut dia, prioritas akan diberikan pada bakal calon legislatif yang belum pernah terjun di partai politik agar meraup banyak suara di Pemilu 2014. "Sekarang ada 3.000-an bakal caleg yang daftar. Banyak tokoh-tokoh yang punya kredibilitas tinggi, tapi bukan anggota parpol. Ada juga dari anggota parpol lain. Semua kami interview. Kami lihat jawabannya, apa motivasi, bagaimana pandangannya tentang berbagai hal," pungkas Martin.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com