Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Harus Usut Dugaan Penganiayaan oleh Densus 88

Kompas.com - 18/03/2013, 18:14 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komnas Hak Asasi Manusia mendesak pemerintah untuk mengusut tuntas dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum aparat Densus 88 di Poso seperti terekam dalam video yang beredar di masyarakat.

"Kita meminta adanya pengawasan dalam kerja pemberantasan terorisme sehingga peristiwa yang terjadi pada 22 Januari 2007, yang dilakukan oleh beberapa oknum Densus 88 yang terkesan tidak manusiawi, tidak terjadi lagi," ujar ketua tim pemantauan dan penyelidikan penanganan tindak pidana terorisme, Siane Indriani, di Kantor Komnas HAM, Senin (18/3/2013).

Ia mengatakan, Komnas HAM mendesak agar Kapolri mempertanggungjawabkan kasus ini dan segera mengusut tuntas pelaku pelanggaran HAM serius yang dilakukan oleh anggota Densus 88 ataupun aparat lain yang terlibat. Komnas HAM menilai penyiksaan dan penganiayaan terhadap para korban yang sudah tidak berdaya, sebagaimana terekam jelas dalam video yang telah beredar, sangat tidak manusiawi.

Pada akhir Februari 2013, Komnas HAM mendapatkan beberapa rekaman video kekerasan dan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh aparat Densus 88 terhadap terduga teroris di Tanah Runtuh, Gebang Rejo, Kabupaten Poso, yang terjadi pada 22 Januari 2007.

Dalam video tersebut terdapat sedikitnya 13 orang yang ditembak di lokasi kejadian. Meskipun sudah menyerah, mengangkat tangan, dan telanjang dada; para warga tetap disiksa.

Siane mengatakan, dalam melakukan tugasnya, adanya sistem pengawasan yang ketat dalam pemberantasan terorisme diharuskansehingga tindakan-tindakan pelanggaran HAM akan terhindar.

"Pemerintah harus memantau pola kerja dalam pemberantasan terorisme sehingga pelanggaran HAM bisa terhindar," ucapnya.

Video dugaan pelanggaran HAM tersebut dilaporkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin bersama pimpinan sejumlah ormas Islam tingkat pusat ke Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2013). Din mengatakan, tayangan video itu menunjukkan adanya pelanggaran HAM yang diduga dilakukan oleh Densus 88 kepada tersangka teroris.

Polri mengakui, pelaku kekerasan dalam video tersebut merupakan anggotanya dari satuan tugas di Poso, Sulawesi Tengah. Namun, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2013), mengatakan bahwa pihaknya belum dapat memastikan bahwa pelaku adalah anggota Densus 88.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com