DILI, KOMPAS -
Direktur Chief Operation Officer Telkomcel Ambar Kuspardianto kepada wartawan, termasuk wartawan Kompas,
”Dari jumlah tersebut, 42.000 kartu sudah aktif dimanfaatkan para pelanggan baru Telkomcel,” ujarnya, Sabtu (16/3), di Dili, Timor Leste.
Menurut Ambar, sebagai pendatang baru di bisnis komunikasi telepon seluler, layanan Telkomcel langsung disambut antusias masyarakat Timor Leste. Apalagi, saat ini ada sekitar 7.000 pelajar dan mahasiswa Timor Leste yang menuntut ilmu di Indonesia.
”Dengan masuknya Telkomcel ke Timor Leste, para pelajar dan mahasiswa Timor Leste yang belajar di Indonesia menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan keluarga mereka,” kata Ambar.
Dengan perkembangan pasar di Timor Leste, dalam beberapa bulan ke depan Telkomcel akan menambah 52 base transceiver station (BTS) baru. Jumlah pelanggan baru diharapkan bertambah.
Dengan demikian, di Timor Leste akan berdiri 115 BTS. Penambahan BTS baru ini bertujuan memperluas 95 persen target jangkauan populasi masyarakat Timor Leste.
Direktur Compliance & Risk Management Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, sampai dengan 2018 ditargetkan tumbuh 450.000 pelanggan Telkomcel di Timor Leste atau sekitar 43 persen pangsa pasar pemakai telepon seluler di Timor Leste.
Selain di Timor Leste, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk melalui anak perusahaan, Telin, telah membuka bisnis telekomunikasi di Hongkong, Singapura, dan Australia. Dengan demikian, sampai 2013 telah tumbuh empat anak perusahaan Telin di empat negara.
Telin dengan produk layanan Telkomcel merupakan operator telepon seluler ketiga yang beroperasi di Timor Leste. Dua perusahaan operator seluler lain adalah Timor Telecom, perusahaan operator seluler dari Portugal, dan Viettel Telecom, perusahaan operator seluler asal Vietnam.
Kementerian BUMN terus mendorong agar BUMN mengembangkan bisnis di luar negeri. Mereka diharapkan tidak menjadi jago kandang.