Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tidak Sigap

Kompas.com - 17/03/2013, 01:50 WIB

SEMARANG, KOMPAS - Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia Juwari menilai, pemerintah tidak antisipatif terhadap gejolak harga bawang merah di pasaran saat ini. Minimnya stok bawang merah sebenarnya dapat diatasi tanpa impor jika pemerintah menyediakan gudang berpendingin.

Juwari mengungkapkan hal itu di hadapan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dalam kegiatan sambung rasa Kelompok Tani Nelayan Andalan Jawa Tengah, di Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu (16/3). ”Siklus ini terjadi setiap tahun, tetapi pemerintah tidak pernah mengantisipasinya,” ujarnya.

Ia menyebutkan, saat ini stok bawang merah nasional hanya 8.000 ton. Padahal, kebutuhan nasional mencapai 32.800 ton per bulan. Petani tidak menanam bawang saat curah hujan tinggi seperti sekarang karena berisiko rusak.

”ABMI (Asosiasi Bawang Merah Indonesia) telah merekomendasikan pemerintah membuka impor bawang merah, tetapi dalam jumlah yang terbatas. Berdasarkan data kami, kekurangan stok sebesar 25.000 ton per bulan,” kata Juwari.

Di luar forum, dia menambahkan, seharusnya pemerintah melakukan upaya antisipasi terhadap gejolak harga bawang merah di pasaran yang terjadi setiap tahun. Pemerintah dapat menyediakan gudang berpendingin agar petani dapat menyimpan bawang merah.

Menurut dia, dengan gudang berpendingin, bawang merah dapat bertahan selama delapan bulan. Ini dapat menjadi solusi karena produksi bawang merah nasional mencapai 550.000 ton per tahun, dengan kebutuhan bawang merah sebesar 400.000 ton per tahun.

”Produksi nasional sangat mencukupi, hanya tidak merata. Jika bawang merah dapat disimpan, stok akan terus tersedia sepanjang tahun,” ujar Juwari.

Menanggapi hal itu, Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah sudah menyetujui impor bawang merah guna menstabilkan harga di pasaran. Namun, impor bawang merah dibatasi hanya sampai bulan Mei dan dalam jumlah yang terbatas.

”Informasi tadi sangat bagus. Kekurangan (bawang merah) kita 25.000 ton. Saya akan cross check dengan data dari Kementerian Pertanian, berapa besar sebenarnya kebutuhan kita. Impor tetap akan dibatasi. Jika berlebih, akan merugikan petani saat musim panen,” ungkap Hatta.

Menurut dia, pemerintah juga akan fokus menstabilkan harga bawang putih secepat mungkin. Untuk itu, pemerintah akan mendatangkan bawang putih, tetapi dengan prosedur yang benar. ”Importir-importir nakal harus ditertibkan. Kami bekerja sama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha untuk membenahi praktik-praktik kartel yang terjadi,” kata Hatta.

Penyelundupan

Sementara itu, di tengah meroketnya harga bawang di Tanah Air, sekitar 1.000 karung bawang merah dan bawang putih dicoba untuk diselundupkan dari Port Klang, Malaysia, ke Pelabuhan Teluk Nibung, Sumatera Utara. Namun, upaya itu dapat digagalkan aparat.

Bawang seberat 9 ton itu terbagi atas 924 karung bawang merah (8,3 ton) dan 74 karung bawang putih (666 kilogram). Bawang merah itu berasal dari India, sedangkan bawang putih dari China. Komoditas tersebut diangkut dengan kapal KM Bunga Tanjung berbobot mati 6 ton.

Kepala Seksi Penindakan Kantor Wilayah Bea dan Cukai Sumut Ogy Febri Adlha, di Belawan, Sabtu, mengatakan, penyelundupan itu digagalkan di Perairan Tanjung Siapi-api, Asahan, Sumut. Penangkapan atas kapal pengangkutnya dilakukan berdasarkan laporan masyarakat. Petugas meluncur ke lokasi hari Jumat pukul 04.00 dan menemukan KM Bunga Tanjung membawa berkarung-karung bawang merah dan bawang putih.

”Kami lalu menggiring kapal ke Belawan karena di Dermaga Teluk Nibung massa sudah berkumpul dan terprovokasi untuk menjarah barang bukti,” tutur Ogy. Penjarahan bawang oleh masyarakat pernah terjadi pada kasus penyeludupan bawang sebelumnya.

Petugas menetapkan nakhoda kapal, ES (43), sebagai tersangka. Selain tidak melengkapi dokumen barang, tersangka juga terbukti bukan importir. Petugas masih mencari otak penyelundupan itu. Adapun dua awak kapal itu diperiksa sebagai saksi. 

Harga bawang putih di Medan hingga kemarin masih bertahan Rp 40.000 per kilogram. Bawang merah bahkan mencapai Rp 50.000 per kilogram. (WSI/UTI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com