Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Harimau, Kadir Pingsan

Kompas.com - 05/03/2013, 02:58 WIB

Menurutnya, hutan yang menjadi habitat hidup harimau semakin sempit karena alih fungsi. Banjir di Jambi beberapa pekan kemarin juga menjadi penyebab harimau sumatera berpindah tempat, dan mengakibatkan konflik dengan masyarakat.

BKSDA Jambi mensinyalir, harimau yang membuat resah warga dalam beberapa pekan terakhir sama dan hanya berjumlah satu ekor. BKSDA menampik kabar yang menyebutkan jumlah harimau ada 16 ekor. "Harimau hewan soliter, beda dengan gajah yang bergerombol. Harimau paling banyak ada empat ekor, satu induk dan sisanya anaknya," kata Tri.

Beberapa pekan terakhir, masyarakat Jambi digegerkan dengan berkeliarannya harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), yang mengakibatkan konflik dengan masyarakat. Bahkan, konflik antara harimau dan manusia mengakibatkan jatuh korban. "Korban tewas ada satu, dan lima luka-luka," imbuh Tri.

Dari data yang dilansir BKSDA, korban tewas bernama Sutardi (21) alias Kancil, asal Pacitan, Jawa Timur, yang tewas di lokasi Distrik V PT WKS di Desa Suban, Kecamatan Batang Asam, pada 24 Januari 2013.

Pada 8 Februari 2013, Fajar (37), karyawan PT Dasa Anugerah Sejati, diserang di Desa Lubuk Bernai, Batang Asam. Beruntung, Fajar berhasil lolos meski mendapat luka cakaran di kaki dan gigitan di pundak.

Di hari yang sama, warga yang juga sempat dikejar harimau adalah Kasdan (60), di Desa Tanjung Tayas. Korban dikejar harimau saat membersihkan kebun sawit. Tinggal berjarak lima meter dari Kasdan, harimau berhenti mengejar Kasdan, yang lari mengamankan diri di pos satpam.

Korban lain adalah Legino Murdianto (22), yang mendapat luka di kaki, saat berada di PT CKT Desa Dusun Mudo, 11 Februari 2013. Pada 28 Februari 2013, harimau juga melukai warga Desa Muaro Sebo bernama Sutrisno (37), yang saat kejadian berada di kebun karet. Sutrisno luka di kaki dan dada.

Terakhir, si belang juga menyerang Wahyudi (23) di kebun karet, di belakang Pasar Sungai Landai, Desa Sri Mulyo, Kelurahan Tempino, Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.

Osmantri, Koordinator Tiger Patrol Unit dan Pemantauan Satwa WWF Indonesia, yang dihubungi Tribun Jambi mengatakan, tim BKSDA harus segera melakukan langkah penyelamatan, bukan hanya kepada masyarakat, melainkan juga terhadap harimau itu.

Menurut perkiraan Osmantri, melihat pergerakan dan pola serangannya, jumlah harimau tidak hanya satu ekor. "Bisa jadi jumlahnya lebih dari satu. Itu asumsi saya kalau dilihat pergerakannya yang melingkupi empat kabupaten. Pola serangannya juga berbeda," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com