Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban dalam Video Kekerasan Polisi akan Diperiksa

Kompas.com - 04/03/2013, 22:18 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian masih mencari pelaku tindak penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum polisi di Poso, Sulawesi Tengah, terhadap seorang tersangka kasus kekerasan. Polisi akan meminta keterangan terhadap korban dalam video tersebut yang diketahui bernama Wiwin alias Rahman Kalahe.

"Menurut rencana akan diperiksa," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2013). Wiwin ditangkap oleh aparat kepolisian pada Januari 2007 di Poso, dan kini menjalani hukuman penjara di Lembaga Pemasyarakatan Palu.

Wiwin dinyatakan terbukti bersalah melakukan pemenggalan kepala terhadap tiga siswi SMA Kristen Poso pada 2005. Boy menerangkan, video itu pun terjadi pada 2007 di Poso. "Jadi pada 2007 di poso ada kegiatan penegakan hukum terhadap mereka yang terkait aksi kekerasan. Informasi yang kami terima, tersangka sudah diproses hukum. Saudara Wiwin menjalani hukuman di lapas Palu. Tentu nanti akan kita dalami lebih lanjut," terang Boy.

Boy mengatakan, kepolisian membutukan waktu yang tak sebentar untuk mengungkap anggotanya yang terlihat di dalam video berdurasi lebih dari 10 menit itu. Sekitar lima polisi itu kemungkinan besar tidak lagi bergabung pada satuan dan wilayah yang sama. Ia juga mengatakan, anggotanya tersebut belum dapat dipastikan berasal dari satuan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri seperti yang dituduhkan selama ini.

"Dari seragamnya kelihatan sekitar empat atau lima (anggota polisi). Tapi kita mencari tahu mereka terlebih dahulu asal usulnya dari kesatuan mana, ini peristiwa enam tahun lalu," ujar Boy. Dia berjanji Polri akan memberikan sanksi tegas jika anggotanya terbukti melakukan pelanggaran HAM seperti yang dilaporkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com