MANADO, KOMPAS.com — Sekitar 1.300 warga Pinabetengan, Kabupaten Minahasa, datang ke lokasi kejadian di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, untuk membantu mencari dua petambang yang terjebak di lubang penambangan emas.
"Warga kami hampir semuanya datang ke sini untuk membantu melakukan pencarian. Ada sekitar 1.300 orang," ujar Kepala Desa Pinabetengan Selatan, Hengky Pantouw, Senin (4/3/2013).
Sejak Sabtu (2/3/2013), warga Pinabetengan terlihat memenuhi lokasi pencarian. Para lelaki secara bergantian terlihat membantu menggali lubang sementara kaum perempuan membuka dapur umum dan menyediakan makanan untuk para pekerja.
Arie Ratumbanua (31) dan Bryan Telew (21), warga Pinabetengan terjebak di lubang penggalian emas yang berkedalaman sekitar 30 meter. Diameter lubang yang sempit hanya sekitar 30 cm sangat menyulitkan upaya pencarian. Keduanya terjebak di dasar lubang sejak Jumat (1/3/2013).
Tim SAR yang dibantu warga dan petambang lainnya tidak pernah berhenti melakukan penggalian. "Korban diduga terimpit batu besar di bawah sana, kami kesulitan menyingkirkan batu tersebut," ujar salah satu petambang yang melakukan penggalian.
"Kami masih yakin mukjizat Tuhan akan berlaku. Kami tetap berharap mereka masih hidup," ujar Angelina Rantumbanua, ibunda Arie, dengan wajah yang sedih.
Hal yang sama disampaikan oleh Fetmy Tewu (32), istri Arie, yang terus memeluk bayi mereka, Xavi Clemans (3 bulan). Dia berharap suaminya masih bisa diselamatkan dan berkumpul kembali dengan keluarganya.
Air mata kesedihan juga terlihat pada wajah Meyla Tewu (20), istri Bryan. Dirinya merasa yakin bahwa suaminya akan pulang dan menemani buah hati mereka, Gladys, yang masih berusia 1 tahun.
"Semestinya Bryan berkumpul bersama kami untuk merayakan ulang tahun Gladys. Dia masuk lubang karena ingin cari uang untuk perayaan ulang tahun Gladys," ujar Meyla sedih.
Sementara itu, sejak Minggu (3/3/2013), tim penyelamat telah menurunkan alat berat untuk membantu upaya pencarian. Sebelumnya, pencarian dilakukan secara manual. Pengerahan alat berat sebenarnya sangat berisiko karena kondisi tanah yang labil.
Kapolres Minahasa Utara AKBP Hari Sarwono yang ikut turun di lokasi kejadian berharap upaya pencarian membuahkan hasil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.