Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasih Nilai A, Dosen Diduga Suruh Mahasiswa Beli Miras

Kompas.com - 28/02/2013, 17:40 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Ulah seorang oknum dosen di Fakultas Teknik Universitas Pattimura Ambon, berinisial DJ sungguh keterlaluan. Bagaimana tidak? Akibat kebiasaan mabuk, mahasiswanya kerap disuruh membawa miras untuk dikonsumsi sang dosen.

Kebiasaan ini terjadi saat para mahasiswa mengurus perbaikan nilai usai ujian semester akhir dan ujian pertengahan semester. Sumber Kompas.com di Universitas Pattimura, Kamis (28/2/2013) menyebutkan, ulah tidak terpuji DJ ini sudah dilakukan sejak lama.

Ironisnya, oleh DJ, miras yang dibawa mahasiswa kerap dikonsumsi di dalam kampus, di ruang kerjanya. "Biasanya Pak DJ ini selalu menyuruh mahasiswa mengumpulkan uang untuk membeli miras, jenis bir dan sopi, miras itu lalu dikonsumsi di kampus dan ruangannya," ujar sumber itu.

Sumber itu juga menuturkan, mahasiswa yang disuruh membeli miras, biasanya mahasiswa yang bermasalah dengan nilai saat mid tes dan ujian akhir semester.

"Para mahasiswa ini nilainya bermasalah, saat mau diubah, JM lalu menyuruh membeli miras dengan gantinya para mahasiswa mendapat nilai A," beber sumber tersebut.

Sumber itu mengungkapkan, di dalam ruangan JM yang selama ini mengasuh mata kuliah, Mekanika Teknik dan Pengantar Ekonomi banyak terdapat botol bir. "Kalau tidak percaya silahkan cek saja di dalam ruangangannya, banyak botol bir di sana," kata sumber itu.

Terkait masalah tersebut, Dekan Teknik Unpatti, J Nanlohy yang dihubungi Kompas.com mengatakan, pihaknya akan menelusuri adanya informasi tersebut. Dia juga mengatakan jika hal itu tidak dibenarkan terjadi di dalam dunia pendidikan tinggi.

"Terima kasih atas informasinya, nanti saya kroscek dulu, yang jelas hal seperti itu tidak harus terjadi di sini," kata Nanlohy.

Nanlohy mengungkapkan, jika terbukti ada oknum dosen yang melakukan hal tersebut, pihaknya tidak segan-segan memberikan sanksi kepada yang bersangkutan. "Yang pasti kita tidak akan mentolerir perbuatan oknum dosen seperti ini, dan tentunya jika kedapatan ada seperti itu akan kita berikan sanksi," ungkap Nanlohy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com