Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Terpilih Jangan Direcoki "Gerbong"

Kompas.com - 26/02/2013, 07:57 WIB

BANDUNG, KOMPAS - Warga Jawa Barat berharap gubernur terpilih nanti menepati janjinya dan bekerja sepenuhnya untuk rakyat. Mereka mengingatkan agar pasangan yang memimpin provinsi itu lima tahun ke depan tidak mementingkan ”gerbong” partai politik pengusungnya.

Ahmad Muhammad (56), sopir di Kota Bandung, mengatakan, siapa pun gubernur terpilih, baginya tidak akan ada artinya jika tidak bekerja untuk rakyat. ”Saya hanya ingin biaya sekolah dan kesehatan gratis. Agar beban hidup orang-orang kecil seperti saya ini lebih ringan,” ujar Ahmad yang sependapat dengan teman-temannya di Bandung, Senin (25/2/2013).

Hal senada dikatakan Nani Kiswandini (54), warga Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Pasir Impun, Kota Bandung. Baginya, jika biaya sekolah dan kesehatan gratis, tentu orang-orang berpendidikan rendah seperti dia akan terus berkurang. Nani hanya lulusan sekolah dasar dan kini bekerja sebagai penjual minuman.

”Kami ingin semua jalan bagus sehingga mobil tidak gampang rusak,” ujar Godril Endang (43), sopir angkutan umum. Selama ini jalanan di luar kota dan dalam kota Bandung banyak yang berlubang sehingga rawan kecelakaan.

Tokoh Jawa Barat yang juga Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Parahyangan, Bandung, Asep Warlan Yusuf mengemukakan, selama ini pemerintahan Heryawan telah mendapat sorotan tajam masyarakat Jabar terkait peran orang-orang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang amat dominan hingga merasuk ke jajaran birokrasi.

Pemerintah Kota Tasikmalaya meminta Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat lebih sering turun ke daerah. Tujuannya untuk melihat bahwa banyak potensi daerah yang belum berkembang. ”Karakteristik setiap daerah berbeda. Hanya dengan melihat langsung kekhasan suatu daerah, hal itu bisa dimaksimalkan,” kata Wali Kota sekaligus Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan Tasikmalaya Budi Budiman.

Optimisme

Ahmad Heryawan mengaku optimistis hasil penghitungan manual di Komisi Pemilihan Umum tidak akan mengubah hasil hitung cepat yang menyatakan dirinya bersama Deddy Mizwar sebagai pemenang. ”Saya yakin tidak akan banyak berubah. Hitung cepat memiliki metode dan akurasi tersendiri sehingga selisih yang terjadi dengan hitung manual hanya mencapai 1 persen seperti tahun 2008,” ujar Heryawan yang masih Gubernur Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, Senin. ”Hasil ini meningkatkan moralitas PKS yang sempat menurun,” kata Sekjen PKS M Taufik Ridho.

Beberapa lembaga survei yang menggelar hitung cepat menyebut perolehan suara Heryawan-Deddy melampaui 30 persen dan mengungguli empat pasangan lainnya, termasuk Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki di peringkat kedua.

Namun, Rieke-Teten meyakini Pilkada Jabar ini akan berlangsung dua putaran karena tak ada peserta yang mampu meraih suara hingga 30 persen. Keyakinan itu berdasarkan hasil penghitungan riil Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) selaku partai pengusung pasangan calon nomor urut 5 tersebut.

”Kami lebih berpegang pada penghitungan riil, juga yang dilakukan secara manual oleh KPU, bukan penghitungan cepat. Sebab, dari sejumlah versi lembaga penghitungan cepat, hasilnya berbeda-beda dan sampel yang diambil rata-rata hanya 350 TPS (tempat pemungutan suara),” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI-P Jawa Barat TB Hasanuddin dalam jumpa pers di Bandung, kemarin.

Hasanuddin yang didampingi Sekretaris Tim Kampanye Rieke-Teten, Abdy Yuhana, menyatakan, pihaknya melakukan penghitungan secara internal. Hasil sementara tidak ada calon yang mampu meraih 30 persen. ”Berpegang pada data ini, kami memperkirakan pilkada ini akan berlangsung dua putaran,” tambah Hasanuddin. (ELD/SEM/MHF/NIK/REK/CHE/AMR/IAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com