Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dede-Lex Kalah karena Kisruh Demokrat

Kompas.com - 25/02/2013, 13:50 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Direktur Eksekutif Partai Demokrat M Rahmad menilai, kekalahan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat Dede Yusuf-Lex Laksamana tak lepas dari kisruh yang terjadi di Partai Demokrat. Loyalis mantan Ketua Umum Anas Urbaningrum ini mengungkapkan kacau-balaunya kondisi yang terjadi di Demokrat yang ditunjukkan ke publik menghilangkan simpati masyarakat.

"Kalau masyarakat lihat sebuah rumah tangga yang cakar-cakaran dan menunjukkan rumah tangga yang lagi kacau-balau tidak bisa menjadi suri teladan otomatis akan memengaruhi dukungan masyarakat," ujar Rahmad di Gedung Kompleks Parlemen, Senin (25/2/2013).

Rahmad menuturkan, seharusnya, kekacauan yang terjadi di Partai Demokrat tidak diungkap ke publik. Namun, karena sudah telanjur terbongkar ke publik, Rahmad pun melihat konflik Demokrat merupakan andil penting dalam kekalahan Dede-Lex.

Pasangan Dede-Lex yang bertarung dalam Pilkada Jawa Barat kalah dalam hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Padahal, Dede-Lex didukung empat partai besar, yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan Partai Kebangkitan Bangsa.

Dalam hasil hitung cepat Puskaptis, pasangan Aher-Deddy unggul dengan 32,71 persen suara. Selanjutnya disusul dengan pasangan Rieke-Teten 28,15 persen, Dede-Lex 24,87 persen, Irianto Syafiuddin-Tatang Hakim dengan 12,54 persen, dan Dikdik Mulyana-Cecep Toyib 1,86 persen.

Pasangan Aher-Deddy juga unggul dalam hitung cepat Litbang Kompas dengan 31,58 persen suara, disusul pasangan Rieke-Teten 28,90 persen, Dede-Laksamana 25,49 persen, Irianto-Tatang 12,30 persen, dan pasangan Dikdik-Toyib memperoleh suara 1,74 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com