Direktur CI Indonesia Ketut Sarjana Putra mengatakan, Raja Ampat contoh bagi kabupaten lain yang punya kawasan laut. Ini salah satu langkah mendongkrak ”ekonomi biru” Indonesia melalui investasi pada wisata bahari yang bertanggung jawab, mengakui hubungan kuat ekosistem laut yang sehat dengan masyarakat berkelanjutan yang sehat.
Hiu dan pari manta yang tergolong predator puncak di lautan bereproduksi lambat bila dibandingkan dengan ikan jenis lain pada rantai makanan di bawah. Artinya, populasi hiu dan pari manta rawan dihancurkan dan butuh berpuluh tahun untuk pulih.
Populasi hiu di Raja Ampat menurun akibat penangkapan ikan. Kini populasi hiu menunjukkan tanda pemulihan di Zona Larang Tangkap di KKLD Raja Ampat.
Secara umum, populasi hiu mengalami penurunan cepat dan drastis di seluruh dunia akibat tekanan pemancingan untuk memenuhi kebutuhan sup sirip hiu dan obat/kosmetik tradisional terus-menerus. Setidaknya, berjuta-juta hiu dibunuh setiap tahun demi siripnya.
Akibatnya, banyak spesies hiu mengalami penurunan lebih dari 75 persen dan pada beberapa spesies tertentu hingga 90 persen atau lebih. Di banyak tempat, hiu hidup mendatangkan keuntungan berkelanjutan karena wisata bahari.