JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang rapat Komisi II dengan Gubernur Papua Barat Octovianus Atururi-Rahimin Katjong, terjadi keributan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (19/2/2013). Warga Papua Barat yang mendatangi Kompleks Parlemen bahkan sempat memukul warga Papua lainnya. Kericuhan ini terjadi pada pukul 14.30 WIB di depan ruang Komisi II.
Pantauan Kompas.com, ada sekitar 30 orang yang terlibat dalam insiden itu. Petugas pengamanan Winarto menuturkan, peristiwa ini bermula saat Gubernur Papua Barat baru saja masuk ke dalam ruangan. Tiba-tiba ada sekitar 20 orang yang mendekati ruangan itu. Mereka kemudian memukul seorang warga Papua di sana. Beberapa orang bahkan meneriakkan kata-kata kasar. Aksi ini berlangsung sekitar 10 menit sampai akhirnya mereda setelah petugas keamanan DPR melerai perkelahian itu.
Staf ahli Gubernur Papua Barat, Makam Pagmatias, mengatakan, mereka protes adanya penolakan pemekaran Kabupaten Tambreuw. Ia pun menuding seorang warga Papua yang dipukul sebagai warga fiktif yang mengatasnamakan Tambreuw menolak adanya pemekaran.
"Dia mengaku ketua adat, padahal bukan. Dia itu PNS. Pemerintah harus mendukung pemekaran ini," tukas Makam Pagmatias.
Makam juga mengatakan, warga Tambreuw di daerah sudah bersukacita menyambut pemekaran wilayah itu. Namun, tiba-tiba ada lima orang yang mengatasnamakan warga di sana mengadu ke Mahkamah Konstitusi untuk membatalkan pemekaran.
"Ini bisa perang saudara. Pokoknya pemerintah dan DPR harus mendukung pemekaran demi terciptanya pembangunan di daerah kami," imbuh Makam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.