”Mereka menanyakan kelanjutan proyek MRT (mass rapid transit). Mereka ingin tahu proyek ini jalan atau tidak. Kita ingin panggil Direktur Utama MRT agar segera melaksanakan tahapan proyek berikutnya,” tutur Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Senin (19/2), seusai bertemu pihak Japan International Cooperation Agency (JICA).
JICA adalah sebuah lembaga yang didirikan Pemerintah Jepang untuk membantu pembangunan negara-negara berkembang. Pertemuan antara pejabat Pemerintah Provinsi DKI dengan JICA berlangsung sekitar satu jam. Ada enam delegasi JICA yang hadir, dipimpin Wakil Presiden JICA Hiroto Arakawa.
Pejabat Pemprov DKI yang hadir, selain Basuki, yakni Deputi Gubernur Bidang Transportasi Sutanto Soehodo dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Sarwo Handayani.
Dalam pertemuan itu, tutur Basuki, delegasi JICA tak mempermasalahkan adanya perubahan pembagian beban investasi dengan komposisi 51 persen ditanggung Pemprov dan 49 persen ditanggung pemerintah pusat.
Sebelumnya, komposisi beban investasi MRT, 58 persen ditanggung Pemprov DKI dan 42 persen ditanggung pusat. Gubernur DKI Jokowi mengajukan perubahan beban investasi agar dapat menekan tarif MRT.
Sejauh ini, JICA menyetujui peminjaman dana untuk pro-
Deputi Gubernur Bidang Transportasi Sutanto Soehodo berharap JICA tidak hanya menyediakan pinjaman uang, tetapi juga membantu pengiriman tenaga ahli untuk membantu manajemen proyek.
”Kami juga menginginkan ada kelanjutan untuk proyek koridor utara-selatan, sampai ke Kampung Bandan,” kata Sutanto. Sutanto juga mengharapkan JICA memberikan pinjaman untuk proyek MRT ke arah timur.