Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yance Tak Mau Merangkul Artis

Kompas.com - 13/02/2013, 09:27 WIB

KOMPAS.com - Postur tubuhnya tinggi besar, gaya bicaranya pun meledak-ledak dan blakblakan. Itu menjadi ciri khas sehari-hari Irianto MS Syafiuddin (57), politisi Partai Golkar, yang juga Bupati Indramayu, Jawa Barat, dua periode tersebut.

Laki-laki berkacamata yang biasa disapa Kang Yance itu mencalonkan diri jadi calon gubernur dalam Pemilu Kepala Daerah Jawa Barat periode 2013-2018 bersama calon wakil gubernur, Tatang Farhanul Hakim (51), mantan Bupati Tasikmalaya yang juga dua periode (2001-2006 dan 2006-2011). Pasangan yang diajukan oleh Partai Golkar ini mengusung visi mewujudkan Jabar yang makmur, unggul, lestari, inovatif, dan agamis (Jabar MULIA).

”Walau nada bicara saya keras, tetapi hati saya selembut salju. Saya memang kontroversial,” ujar Yance yang mengisahkan pula karier politiknya berawal dari Pemuda Pancasila Indramayu tahun 1980-an. Ia jadi Ketua Pemuda Pancasila Indramayu tiga periode, yakni sejak 1987-2000. Mantan wartawan harian Pelita ini juga bergulat di bidang usaha konstruksi. Yance aktif dalam Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (Gapensi) dan menjabat Ketua Gapensi Indramayu pada 1997-2000.

Bapak tiga anak ini boleh dibilang kader partai yang memulai karier politik dari organisasi murni. Pilihannya untuk aktif menjadi pentolan dalam organisasi Pemuda Pancasila awalnya ditentang keluarga. Maklumlah, Yance dibesarkan dalam lingkungan keluarga Masyumi yang religius, sementara saat itu Pemuda Pancasila diidentikkan sebagai organisasi kepemudaan yang berhaluan ”keras” dan militan dengan basis massa hingga ke kampung-kampung.

Ayah Yance, Mursyid Ibnu Syafiuddin, adalah juga mantan Bupati Indramayu yang pada tahun 1955-1958 menjabat Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Maluku di Ambon. Yance sendiri lahir di Ambon.

”Saya tidak tahu dari mana asalnya panggilan Yance. Tetapi, ini mungkin ya karena nama saya Irianto, lalu dipanggil Yanto, ternyata tetangga-tetangga di Ambon memanggil saya dengan Yance. Salah satu kerabat yang ikut diasuh keluarga saya yang namanya Titin juga ikut-ikutan dipanggil Tince,” ungkapnya tergelak menceritakan asal mula panggilan akrabnya.

Yance resmi bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu tahun 1998 ketika Golkar diterpa guncangan keras di era reformasi yang juga tidak sedikit menuai cemooh dan caci maki. Tahun 2000 secara mengejutkan Yance memenangi pemilihan Bupati Indramayu melalui mekanisme pemilihan oleh anggota DPRD. Selanjutnya, ia seperti ”mencengkeram” perpolitikan lokal Indramayu hingga mengantarkan dirinya menjadi bupati dua periode. Kini sang istri, Anna Sophanah, menjadi Bupati Indramayu periode 2010-2015.

Adapun calon wakilnya, Tatang, mantan politisi PPP, yang kini menjadi Wakil Sekjen DPP PAN itu diyakini meraih suara signifikan di Priangan Timur, yaitu Kota/Kabupaten Tasikmalaya, Banjar, Garut, Ciamis, dan Pangandaran.

Berpengalaman

Pilihan Yance ditujukan kepada Tatang, yang akrab disapa TFH, di Tasikmalaya itu dengan pertimbangan matang. Tatang memiliki pengalaman memadai di birokrasi. Tatang dianggap mewakili calon dari Priangan Timur dan diharapkan mampu meraih suara di luar Golkar.

”Kalau mau mengambil kalangan artis di lingkungan Partai Golkar, sebenarnya cukup banyak, misalnya ada Tantowi Yahya dan Nurul Arifin. Namun, permasalahan Jabar sangat kompleks dengan jumlah penduduk sekitar 49 juta jiwa sehingga diperlukan orang berpengalaman di pemerintahan,” papar Yance.

Duetnya dengan Tatang tidak dilandasi komitmen khusus yang menjamin mereka tetap solid dan kompak hingga akhir periode (2018). Yance menyerahkannya pada kesadaran pribadi masing-masing.

”Undang-undang sudah jelas mengatur apa yang menjadi kewenangan gubernur dan wakil gubernur. Jadi, kuncinya jangan menginginkan kewenangan lebih dari yang ditentukan UU. Saya berharap, kalau kami terpilih, Tatang juga mampu menempatkan dirinya dengan baik sebagai wakil gubernur sesuai proporsi,” ujarnya.

”Mesin partai akan bekerja keras. Seluruh kader di jajaran DPD kabupaten/kota diminta untuk all out. Sebab, menang atau kalah dalam Pilkada Jabar ini jadi pertaruhan bagi parpol dalam pilpres 2014,” lanjutnya.

Fokus IPM

Jika terpilih, Yance menargetkan peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM). IPM Jabar baru mencapai 72,82 poin, masih di bawah target tahun 2011 sebesar 73,24 poin. Pendidikan masyarakat Jabar atau rata-rata lama sekolah juga cuma 8,02 tahun atau hanya sampai pada kelas dua atau kelas VIII SMP. Angka partisipasi sekolah untuk tingkat pendidikan menengah atau SMA hanya 46,37 persen, dan 10 persen tingkat perguruan tinggi.

Namun, Yance juga perlu ingat, Jabar bukan hanya Indramayu yang pencapaian IPM pada 2011 masih masuk tiga besar terendah di provinsi itu, selain Cirebon dan Majalengka. Data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar menunjukkan, IPM Indramayu 2011 adalah 67,75 poin, naik tipis dari IPM 2010 yang 67,39 poin. Faktanya, kenaikan poin itu belum bisa mengatrol kesejahteraan kabupaten yang pernah ia pimpin tersebut.

Program unggulan lain yang dijanjikan Yance adalah bantuan pada setiap desa Rp 500 juta per tahun. ”Bantuan itu tak harus berupa uang, tetapi bisa juga program dan pembangunan fisik, tergantung proposal dari bawah,” ujarnya.

Untuk melindungi petani Jabar dan menstabilkan harga gabah, Yance berencana membangun dua gudang besar penyimpanan beras serta membangun pasar induk.

”Sebelum akhir periode kepemimpinan, saya juga akan menuntaskan masalah kemacetan di Kota Bandung, di antaranya dengan pembangunan jalan-jalan layang yang panjang, monorel, juga jalur khusus pejalan kaki di bawah tanah. Konsep ini seperti yang sudah dikembangkan di Korea Selatan,” ungkapnya.

Soal pencegahan dan pemberantasan korupsi, dia mensyaratkan setiap pejabat agar bersumpah berlandaskan kitab suci dan pernyataan tertulis tidak akan korupsi di atas meterai Rp 6.000. ”Pendekatannya dari pribadi ke pribadi dulu. Kalau masih korupsi, ya, silakan saja ditangkap dan diproses sesuai hukum,” ujar Yance.

Anak bungsu dari 14 bersaudara tersebut menyatakan siap menerima apa pun hasil Pilkada Jabar: menang atau kalah, asalkan tidak ada kecurangan terjadi di sana-sini.(SEM/REK/DMU)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com