Magelang, Kompas -
”Sama seperti debu yang melekat pada patung dan altar, semua sifat buruk dalam diri juga harus dibersihkan agar hidup lebih baik di tahun baru,” ujar Budi Raharjo, Kepala Tempat Ibadah Tri Dharma Hok An Kiong, di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Selasa (5/2).
Tiga hari sebelum ritual Cing Dun, warga Tionghoa tak memakan daging. Hal ini dilakukan untuk melengkapi ritual pembersihan diri menjelang Imlek.
Patung dewa yang dibersihkan, antara lain, Kongco Hok Tek Tjing Sin atau dewa bumi, Kwan Kong atau dewa keadilan, dan Dewi Kwan Im atau dewi welas asih. Pembersihan dilakukan dengan memakai air bercampur bunga atau air bersih dan kain lap. Warga juga membersihkan hiolo atau tempat meletakkan dupa, sekaligus menyaring kotoran dari abu dupa. Hiolo di Hok An Kiong adalah hiolo berbahan kuningan yang terbesar di dunia.
Edwin Nugraha, Ketua Tempat Ibadah Tri Dharma Cahaya Sakti Kong Ling Bio, di Kabupaten Temanggung, menambahkan, pembersihan tempat ibadah dan patung itu dilakukan untuk menyempurnakan doa yang dilakukan umat. Semua alat peribadatan juga ditata ulang agar lebih rapi sehingga lebih nyaman untuk dipakai beribadah.
Menurut Ketua Umum Yayasan Tri Dharma, Kelenteng Tek Hay Kiong, Kota Tegal, Jateng, Kwee Hong Koen, warga Tionghoa di Kota Tegal siap menyambut tahun baru Imlek. Selain membersihkan patung dewa dan kelenteng, mereka juga membenahi dan membersihkan rumah serta menyiapkan makanan untuk penyambutan kerabat yang akan datang.
Perayaan Imlek juga ditandai dengan sembahyang Ketuhanan pada Hari Ketuhanan dan pe-