Wates, Kompas -
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan, karena secara monokultur, hanya dua varietas durian lokal itu yang dikembangkan. Varietas durian lain, termasuk durian impor, tak boleh dicampur agar keaslian varietas durian lokal tetap terjaga.
”Durian di daerah ini disertifikasi dan distandardisasi sehingga rasanya tetap, tak berubah-ubah,” ujarnya di sela Festival Durian dan Slondok di Rest Area Agrowisata Pasar Buah, Desa Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo, Minggu (3/2).
Untuk mendukung ketersediaan irigasi bagi tanaman durian lokal ini, di Banjaroya dibangun waduk mini berkapasitas 8.000 meter kubik. Pembangunan waduk ini dibantu oleh Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta sebesar Rp 1 miliar dan bantuan swasta Rp 1,3 miliar.
Bulan Maret pembangunan waduk mini itu dimulai dan ditargetkan selesai pada musim kemarau. Dengan demikian, pada musim hujan mendatang bibit durian varietas lokal bisa mulai ditanam.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono menambahkan, 2.000 bibit durian lokal siap ditanam di lahan di Dusun Tonogoro, Desa Banjaroya. Diharapkan, keberadaan durian varietas lokal, baik menoreh kuning maupun jambon, bisa tetap terjaga dan mampu menjadi ikon Kulon Progo.
Koordinator Desa Wisata Banjaroya Rokhmadu Inuhayi menuturkan, lima tahun lalu petani durian di Banjaroya sempat tergoda untuk menanam bibit durian impor, seperti montong dan bangkok. Namun, setelah melihat tingginya minat konsumen terhadap durian lokal Menoreh, mereka kini kembali memelihara dan menanam durian lokal.
Untuk mendongkrak minat masyarakat dan mempromosikan durian lokal Menoreh, warga Banjaroya membuat festival durian. Sekitar 1.500 butir durian lokal dijual dalam festival itu.
Festival durian kedua itu dihadiri pengunjung dari sejumlah daerah, terutama dari Yogyakarta serta Magelang, Ambarawa, Semarang, Salatiga, Solo, Purworejo, dan Purwokerto (Jawa Tengah). Mereka tertarik dengan durian khas pegunungan Menoreh yang dikenal manis, pulen, dan sedikit pahit.
Di Pontianak, Kalimantan Barat, anggota Komisi IV DPR,
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menjelaskan, kebun bibit rakyat mendapatkan dana Rp 50 juta per penerima. Bibit tanaman yang dihasilkan dari program itu sekitar 50.000 buah.