Tingkat Partisipasi Pemilih Rendah

MERAUKE, KOMPAS.com — Tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Merauke dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Papua diperkirakan kurang dari 50 persen. Rendahnya tingkat partisipasi pemilih ini, antara lain, karena pilihan politik pemilih, di samping juga karena kurangnya sosialisasi dari pihak Komisi Pemilihan Umum.

"Pantauan kami untuk di wilayah perkotaan Merauke, tingkat partisipasi masyarakat tidak sampai 50 persen," ucap Ketua Panitia Pengawas Pemilu Merauke, Tukidjo, Kamis (31/1/2013).

Menurut Tukidjo, di samping karena banyak pemilih tidak mendapatkan undangan pemilih, rendahnya tingkat partisipasi pemilih itu juga lebih karena pilihan politik pemilih untuk tidak memberikan suaranya. Masyarakat telah jenuh dengan agenda pemilu. Apalagi, selama ini masyarakat kurang merasakan dampak nyata hasil pemilu, baik pemilu kepala daerah, pemilu legislatif, maupun pemilu presiden.

Sementara itu, anggota KPU Merauke Divisi Hukum dan Pengawasan, Anton Maridjo, memperkirakan tingkat ketidakhadiran pemilih pada pemungutan suara sekitar 40 persen.

Anton mengakui, sosialisasi pelaksanaan Pilkada Papua hingga tingkat distrik dan kampung juga kurang karena tahapan pelaksanaan pilkada yang sempit. "Selain itu, banyaknya pemilih yang tidak datang ke TPS, antara lain karena undangan pemilih tidak semuanya sampai ke tangan pemilih. Ini karena yang diundang tidak ada di tempat," katanya.

Berdasarkan data KPU Papua, jumlah pemilih di Merauke sesuai dengan daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 129.650 orang dengan 404 tempat pemungutan suara yang tersebar di 20 distrik.