YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Ribuan orang memadati area sekitar Alun-alun Utara Yogyakarta, Kamis (24/1/2013) pagi, untuk menyaksikan acara budaya Grebeg Maulud. Acara ini rutin diadakan setiap tahun untuk memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW. Grebeg sendiri berasal dari kata Grumebeg yang artinya riuh dan ramai. Acara ini digelar oleh Keraton Yogyakarta sebagai ungkapan rasa syukur.
Tak hanya warga Yogyakarta, mereka yang mengikuti Grebeg ini juga berasal dari sejumlah kota lain di luar DIY.
"Saya bersama empat teman khusus datang ke Yogya untuk menyaksikan acara Grebeg," ujar Liliati, warga Karang, Surabaya, Jawa Timur, Kamis pagi, di Alun-alun Utara Yogyakarta.
Dalam Grebeg ini, Keraton akan mengusung 7 buah gunungan yang berisi hasil bumi. Gunungan yang diarak dari Pagelaran Keraton Yogya merupakan simbol kemurahan hati raja yang dalam bahasa Jawa disebut "Kekucah Dalem". Raja digambarkan sebagai sosok yang mengayomi dan menyenangkan rakyatnya.
Gunungan akan diarak ke tiga tempat, yaitu Kantor Gubernur DIY, Pura Pakualaman, dan Masjid Agung Kauman. Di tiga tempat tersebut, gunungan akan diperebutkan atau "dirayah" oleh masyarakat yang dipercaya bisa mendatangkan berkah bagi yang mendapatkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.