Tasikmalaya, Kompas -
”Tidak ada korban jiwa akibat puting beliung itu. Kerugian warga lebih dari Rp 20 juta. Sebagian besar atap rumah semipermanen rusak diterjang angin,” jelas Kepala Bidang Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya Chandra, Senin (21/1).
Chandra mengisahkan, puting beliung datang pada Minggu sekitar pukul 19.30. Sebagian besar warga saat itu sedang di rumah.
”Puting beliung susulan mungkin datang kembali. Namun, kami tak bisa memprediksi. Perubahan cuaca ekstrem membuat puting beliung bisa datang kapan saja,” ujarnya.
Menurut Camat Sukarame Zainan Furkon, serangan puting beliung pada malam hari itu baru pertama kali terjadi di wilayahnya. Sebelumnya, puting beliung datang pada siang hari.
Dari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dilaporkan, hujan pada akhir pekan lalu mengakibatkan longsor di Desa Segaran, Kecamatan Tiris. Jalan desa di lereng Gunung Argopuro itu ambrol sepanjang sekitar 10 meter dan 27 rumah milik warga pun retak.
”Upaya pemulihan dari longsor terus dilakukan, misalnya dengan mengganjal badan jalan dengan kantong pasir. Hal ini untuk mencegah agar longsor di jalan desa itu tidak meluas,” ujar Didik Abdurohim, Camat Tiris, Senin.
Didik menambahkan, puluhan warga yang rumahnya retak dan rawan longsor juga diungsikan ke lokasi lain.
Sementara itu Kepala BPBD Kota Batu, Jatim, Kun Mardiana menuturkan telah berkoordinasi dengan Perhutani untuk mengantisipasi kemungkinan longsor di ruas jalan Malang-Batu-Pujon (Kabupaten Malang). Daerah itu rawan longsor.