Evakuasi Warga Hadapi Arus Kencang

JAKARTA, KOMPAS.com — Upaya evakuasi warga korban banjir di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis (17/1/2013), menghadapi kendala kencangnya arus Sungai Ciliwung.

Sempitnya gang permukiman juga menyebabkan warga yang akan dievakuasi harus berenang menerjang banjir sedalam 2-3 meter ke tepian daerah yang bisa dijangkau perahu karet. Bahkan, Maulana (32) beserta istri dan anaknya yang masih berusia 4 bulan harus merayap di atas genteng agar bisa menjangkau lokasi terdekat dengan perahu karet. "Kalau berenang tak mungkin karena ini ada anak masih 4 bulan," kata Maulana.

Maulana mengaku tidak mengungsi sejak Rabu karena tidak bisa keluar dari rumah. Rumahnya berada di tengah permukiman dan telah dikepung banjir. "Karena melihat tidak ada kemungkinan bakal surut, saya sama istri memutuskan tetap keluar," katanya.

Sementara Usrodi (30) mengaku baru bersedia keluar rumah sekarang karena ibunya sakit meriang akibat kedinginan. Sebelumnya, dia mengakui, ibunya menolak dievakuasi karena merasa tetap aman dengan bertahan di lantai dua rumah. "Baru karena sakit ini akhirnya ibu saya mau keluar," katanya.

Menurut Usrodi, masih ada sejumlah warga yang bertahan di lantai dua rumah mereka dan menolak dievakuasi. "Mereka tetap yakin banjir tidak akan sampai ke lantai dua rumah mereka," katanya.

Sementara evakuasi warga dibantu oleh anggota Kopassus Cijantung. Seorang anggota Kopassus yang membantu evakuasi mengatakan, arus sungai cukup kencang sehingga agak menghambat upaya evakuasi. "Lumayan kencang arusnya sehingga perlu berhati-hati untuk evakuasi korban," katanya.